KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Ekonom senior Bank Dunia Apurva Sanghi memprediksi Malaysia bisa mencapai status negara berpendapatan tinggi paling tidak pada 2028 mendatang. Apurva menyebut pertumbuhan ekonomi Malaysia yang melampaui prediksi membuat jiran Indonesia itu berpeluang menjadi negara berpendapatan tinggi dalam waktu dekat.
Apurva menjelaskan bahwa prediksinya didasarkan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Bank Dunia untuk Malaysia yang naik dari 4,3 persen menjadi 4,9 persen pada 2024.
Baca Juga: Peluang Kerja: Malaysia Cari 60.000 Teknisi Semikonduktor untuk Dorong Ambisi Industri Chip Global
Ekonom yang berbasis di Kuala Lumpur itu menyebut ekonomi Malaysia kini bertumbuh hingga lebih besar dari 12 persen sebelum pandemi Covid-19. Malaysia pun menjadi negara Asia Tenggara dengan ekonomi terbesar selain Singapura.
"Ini juga berarti Malaysia dapat mencapai status berpendapatan tinggi seawalnya pada 2028 dengan asummsi bahwa reformasi terus berlanjut, dan beruntung," kata Apurva dikutip Al Jazeera, Kamis (10/10/2024).
Apurva menyebut pemerintah Malaysia mesti fokus untuk melaksanakan reformasi ekonomi demi memastikan progres, termasuk pencabutan subsidi BBM dan mengatasi masalah pengangguran terselubung (underemployment) yang diperkirakan dialami sekitar dua juta warga Malaysia.
"Mereka (Malaysia) bisa berada di posisi lebih baik jika kita mengatasi isu pengangguran terselubung yang memengaruhi jiwa, pikiran, dan semangat jutaan warga muda Malaysia yang bercita-cita tinggi," katnya.
Ekonomi Malaysia dilaporkan bertumbuh hingga 3,7 persen pada 2023 setelah mengalami ekspansi 8,7 persen pada 2022.
Bank Dunia sendiri mendefinisikan negara berpendapatan tinggi sebagai negara dengan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita mencapai setidaknya 14.005 dolar AS atau sekitar Rp220 juta.
Baca Juga: Respons Jokowi soal Harga Beras RI Disebut Termahal se-ASEAN oleh Bank Dunia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.