MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut semakin frustasi dengan Israel, yang telah menyebabkan ketegangan di Timur Tengah.
Gedung Putih juga dilaporkan mulai menyadari tak mampu menghindarkan perang kawasan.
Hal itu diungkapkan media Rusia, RT yang kerap dianggap sebagai kaki tangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Pertempuran Sengit Israel dan Hizbullah di Lebanon, 8 Tentara Zionis Tewas Termasuk Komandan
Media yang oleh AS disebut sebagai alat bagi intelijen Rusia itu mengutip laporan dari Politico, Rabu (2/10/2024).
Mereka mengutip dua pejabat Gedung Putih yang tak disebutkan namanya, yang mengatakan Biden semakin mengakui ia tak mampu mempengaruhi perilaku militer Israel di Timur Tengah.
Laporan itu mengatakan bahwa Biden dan pembantunya berulang kali merasa frustasi dengan perang Israel di Gaza, khusunya semakin banyaknya jumlah korban tewas dari warga sipil Palestina
Mereka menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus tak menghiraukan saran dari AS.
“Ketika pengaruhnya terhadap Netanyahu menukik, kemarahan presiden meningkat,” tulis RT mengutip Politico, berdasarkan pernyataan pejabat yang tak diungkap namanya terkait pembicaraan Biden dan Netanyahu.
“Namun pembicaraannya berubah hingga duel saling berteriak,” ujarnya.
Dinamika tersebut menggambarkan pengakuan bahwa Biden mungkin tak dapat mencegah perang regional di Timur Tengah.
Hal ini memaksa Biden untuk memilih membatasi respons Israel dibandingkan mencegah sepenuhnya.
Laporan Politico itu muncul sehari setelah Israel meluncurkan serangan darat terhadap Hizbullah di selatan Lebanon.
Operasi itu, yang menyusul serangan intens Israel ke Lebanon, bertujuan menghentikan serangan roket dan mortar melewati perbatasan yang dilakukan Hizbullah.
Sehari kemudian, Iran menembakkan nyaris 200 rudal ke Israel, menegaskan itu sebuah respons atas genosida di Gaza dan Lebanon.
Baca Juga: Israel Buka Perang di Lebanon dan Gaza, PBB Cari Cara untuk Redam Konflik
Juga pembalasan atas pembunuhan dari pemimpin kelompok perlawanan yang didukung Iran, termasuk pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
AS sendiri terus berusaha membenarkan sikap Israel, dengan dalih mendukung hak Israel membela diri.
Mereka juga menyerukan agar Israel menahan diri ketika menghadapi Iran, Hamas dan Hizbullah.
Sumber : RT
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.