MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia membela Korea Utara yang terus menjadi sasaran denuklirisasi yang diembuskan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow, Kamis (26/9/2024).
Lavrov memandang gagasan denuklirisiasi Korea Utara sebagai masalah tertutup.
Baca Juga: Kamala Harris Kecam Saran Agar Zelenskyy Menyerah ke Rusia, Hantam Trump Secara Tak Langsung
Ia menegaskan pihak Rusia memahami logika Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang mengandalkan senjata nuklir sebagai landasan pertahanannya.
Kim Jong-un sendiri sudah mengumumkan bahwa Korea Utara merupakan negara nuklir.
Lavrov di laman kementeriannya, mengungkapkan bahwa Rusia akan berdiri bersama Korea Utara menentang, apa yang dikatakannya sebagai upaya pencegahan nuklir yang diperluas oleh Amerika Serikat (AS), dan sekutunya Jepang serta Korea Selatan.
“Ini jelas sebuah ancaman yang sangat serius dan nyata bagi keamanan wilayah,” tulis Lavrov di laman kementeriannya dikutip dari The Strait Times.
“Dalam kondisi ini, istilah denuklirisasi yang ditetapkan kepada Korea Utara telah kehilangan makna. Bagi, kami ini masalah tertutup,” kata Lavrov.
Lavrov juga mengatakan bahwa Rusia akan berdiri bersama Korea Utara, dalam menghadapi musuh bersama dan secara konsisten memperkuat persahabatan serta kerja sama.
Rusia sendiri kini tengah menjalani hubungan diplomatik yang erat dengan Korea Utara sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Selain itu Presiden Rusia dan Kim Jong-un telah saling mengunjungi.
Pakar dari Ukraina telah memberikan bukti bahwa rudal yang diproduksi Korea Utara, yang menjadi subyek dari sanksi internasional, telah dikerahkan ke target di Ukraina.
Baca Juga: AS Ngamuk Putin Bakal Legitimasi Serangan Nuklir ke Ukraina, Kutuk Upaya Ubah Doktrin Nuklir Rusia
Moskow dan Pyongyang sendiri telah membantah adanya perdagangan atau pengiriman senjata.
Korea Utara menegaskan tak akan menghilangkan ketergantungan terhadap senjata nuklir untuk memastikan keamanan terhadap Korea Selatan dan AS.
Kedua negara memang kerap melakukan latihan militer gabungan, yang menjadi kekhawatiram Korea Utara.
Sumber : The Strait Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.