Kompas TV internasional kompas dunia

Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua China: Sinyal Kekuatan Nuklir untuk AS di Pasifik

Kompas.tv - 26 September 2024, 04:30 WIB
uji-coba-rudal-balistik-antarbenua-china-sinyal-kekuatan-nuklir-untuk-as-di-pasifik
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat Pentagon mengatakan senjata nuklir China diperkirakan naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 1.500 hulu ledak tahun 2035, dalam laporan Pentagon hari Selasa, (29/11/2022) (Sumber: Bloomberg)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

BEIJING, KOMPAS TV - China meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Samudra Pasifik hari Rabu, (25/9/2024), menambah ketegangan di wilayah yang sudah diperebutkan oleh beberapa negara dengan klaim teritorial yang tumpang tindih.

Beijing dan Washington bersaing untuk memperluas pengaruh di Asia Pasifik, sementara  China memperkuat postur nuklirnya.

Peluncuran tersebut merupakan bagian dari latihan rutin Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China, unit yang bertanggung jawab atas operasi rudal konvensional dan nuklir. Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa uji coba ini tidak ditujukan kepada negara atau target tertentu, seperti laporan Associated Press hari Rabu, 25 September 2024. 

ICBM tersebut membawa hulu ledak tiruan dan mendarat di area yang telah ditentukan di laut, meski lokasi pastinya tidak diungkapkan. China jarang melakukan uji coba ICBM di perairan internasional.  Uji coba terakhir yang tercatat terjadi pada Mei 1980, saat rudal DF-5 ditembakkan ke Samudra Pasifik Selatan.

Baca Juga: Waduh, China Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua ke Samudra Pasifik

Rudal balistik nuklir DF-41 melaju selama parade 70 tahun China Komunis di Beijing pada 1 Oktober 2019. Rudal pembawa Senjata nuklir China diuji coba September 2024. (Sumber: AP Photo)

Mengapa Pasifik, Mengapa Sekarang?

Keputusan China untuk melakukan uji coba di Samudra Pasifik dipandang sebagai pameran kemampuan nuklirnya yang semakin meningkat dan peringatan langsung bagi Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan tersebut. Steve Tsang, direktur SOAS China Institute di London, mengatakan tidak ada audiens potensial lain selain AS dan sekutunya, karena China tidak memproyeksikan konfrontasi militer dengan Uni Eropa atau Inggris.

Uji coba ini terjadi beberapa minggu sebelum dugaan pembicaraan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden, serta meningkatnya ketegangan keamanan di kawasan dengan sekutu-sekutu AS seperti Jepang dan Filipina. Ini juga berlanjut dengan friksi yang berlangsung dengan Taiwan, pulau yang memerintah sendiri namun diklaim oleh Beijing sebagai wilayahnya.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan pada hari Rabu bahwa mereka memantau peluncuran rudal ini bersamaan dengan latihan militer China lainnya di wilayah tersebut. Peluncuran ini, yang bertepatan dengan pertemuan Majelis Umum PBB di New York, dinilai sebagai sinyal tegas terhadap tatanan internasional kata Drew Thompson, senior fellow di S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura, dan mantan pejabat pertahanan AS.

“China mengisyaratkan bahwa kesabarannya ada batasnya dan siap menggunakan senjata paling kuatnya untuk menghalau musuh atau menghukum mereka jika pencegahan gagal,” ujar Thompson.

Baca Juga: Beijing Kecam Washington: Isu Ancaman Nuklir China Hanya Dalih untuk Memperluas Arsenal Nuklir AS

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat Pentagon mengatakan senjata nuklir China diperkirakan naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 1.500 hulu ledak tahun 2035, dalam laporan Pentagon hari Selasa, (29/11/2022) (Sumber: Straits Times)

Kekuatan Militer China

China memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia.  Anggaran militernya adalah yang terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat. Menurut laporan dari Departemen Pertahanan AS, China juga memiliki kekuatan udara terbesar di kawasan Indo-Pasifik, dengan lebih dari setengah jet tempurnya terdiri dari model generasi keempat dan kelima.

Selain itu, China memiliki persediaan besar rudal, pesawat siluman, pengebom yang mampu membawa senjata nuklir, kapal perang canggih, dan kapal selam bertenaga nuklir.

Xi Jinping, yang memimpin lebih dari satu dekade, telah mendorong modernisasi angkatan bersenjata China dengan investasi besar dalam teknologi militer canggih, termasuk pesawat tempur siluman dan kapal induk. China juga terus memperluas persenjataan nuklirnya.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x