BEIRUT, KOMPAS TV – Kelompok Hizbullah Lebanon mengumumkan telah meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer Israel pada Minggu pagi (22/9/2024).
Serangan ini merupakan balasan terhadap serangan udara Israel sehari sebelumnya (21/9) yang menewaskan setidaknya 37 orang, termasuk salah satu pemimpin senior Hizbullah, serta wanita dan anak-anak.
Saat ini belum jelas apakah semua rudal mencapai targetnya. Layanan medis darurat Israel melaporkan bahwa seorang pria mengalami luka ringan akibat pecahan rudal yang dicegat di sebuah desa di Galilea bawah.
Media lokal melaporkan bahwa beberapa roket yang ditembakkan dari Lebanon telah dicegat di daerah Haifa dan Nazareth. Militer Israel hanya menyatakan telah memantau peluncuran sekitar sepuluh roket dari Lebanon, yang sebagian besar berhasil dicegat.
Hizbullah menyatakan telah meluncurkan puluhan rudal Fadi 1 dan Fadi 2 – senjata baru yang belum pernah digunakan sebelumnya – ke pangkalan udara Ramat David, tenggara Haifa.
Hizbullah menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan Israel yang berulang kali menargetkan berbagai wilayah di Lebanon, yang menyebabkan jatuhnya banyak korban sipil.
Hizbullah juga bersumpah akan membalas serangkaian ledakan yang tampaknya diledakkan dari jarak jauh dan menghantam pager serta walkie-talkie milik anggota Hizbullah pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) lalu, menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, serta melukai sekitar 3.000 orang.
Serangan ini banyak dituduhkan pada Israel, meskipun Israel tidak mengkonfirmasi ataupun menyangkal keterlibatannya.
Hari Jumat (20/9) lalu, serangan udara Israel menghancurkan gedung delapan lantai di lingkungan padat penduduk di pinggiran selatan Beirut, tempat anggota Hizbullah sedang melakukan pertemuan di ruang bawah tanah.
Baca Juga: Korban Serangan Udara Israel di Beirut Jadi 31 Warga Sipil, Hizbullah Bersumpah Membalas
Menurut pihak Israel, di antara korban tewas adalah Ibrahim Aqil, seorang pejabat tinggi Hizbullah yang memimpin unit pasukan khusus kelompok tersebut, Radwan Force. Selain itu, Ahmad Wahbi, komandan tinggi sayap militer Hizbullah, juga tewas.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, mengatakan kepada wartawan bahwa setidaknya tujuh wanita dan tiga anak-anak tewas dalam serangan udara pada gedung tersebut. Dia menambahkan bahwa 68 orang lainnya terluka, dengan 15 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Serangan ini menjadi serangan paling mematikan di Beirut sejak perang satu bulan yang memporak-porandakan antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006.
Jumlah korban dapat bertambah karena 23 orang masih dinyatakan hilang, menurut seorang pejabat pemerintah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan serangan tersebut menghancurkan rantai komando Hizbullah dengan menewaskan Akil, yang menurutnya bertanggung jawab atas tewasnya warga Israel dan telah masuk daftar buronan AS selama bertahun-tahun.
"Ini adalah komitmen kami kepada mereka yang telah gugur dan orang-orang yang mereka cintai. Ini adalah komitmen kami kepada penduduk di wilayah utara. Dan ini adalah pesan yang jelas bagi siapa saja yang berusaha menyakiti kami," tulis Gallant di X.
Pemerintah Israel telah bersiap menghadapi gelombang serangan roket Hizbullah yang diperkirakan akan meningkat dengan menetapkan batas baru pada ukuran pertemuan massa dan pembatasan lainnya di wilayah utara negara itu, dekat perbatasan Lebanon.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.