Kompas TV internasional kompas dunia

Perusahaan Taiwan dan Hungaria Klaim Tak Produksi Pager yang Meledak Bersamaan di Lebanon

Kompas.tv - 19 September 2024, 11:01 WIB
perusahaan-taiwan-dan-hungaria-klaim-tak-produksi-pager-yang-meledak-bersamaan-di-lebanon
Foto yang menunjukkan rumah di mana sebuah perusahaan yang diduga membuat pager atau penyeranta yang meledak secara massal di Lebanon dan Suriah, berpusat di Budapest, Hungaria, Rabu, 18 September 2024. (Sumber: AP Photo/Denes Erdos)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

TAIPEI, KOMPAS.TV - Taiwan menolak disalahkan atas ledakan pager atau penyeranta di Lebanon yang menewaskan anggota Hizbullah.

Mereka malah menyalahkan perusahaan Hungaria yang merupakan rekanan mereka.

Ledakan pager milik anggota Hizbullah menyebabkan 12 orang tewas terbunuh, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga: China Diklaim Lakoni Operasi Peretasan Ancam Infrastruktur Penting AS, FBI Langsung Bereaksi

Ironisnya, saat pemakaman, alat komunikasi walkie-talkie yang digunakan anggota Hizbullah pun lalu ikut meledak, dan membuat 20 orang tewas.

Israel disebut terlibat dalam insiden itu, meski yang bersangkutan tak berkomentar terkait kejadian itu.

Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan lainnya yang meminta anonimitas seperti dilansir dari New York Times, Israel telah memasukkan bahan peledak di dalam pager buatan Gold Apollo dari Taiwan.

Kejaksaan Taiwan sendiri telah meluncurkan investigasi terkait tuduhan tersebut.

Gold Apollo sendiri membantah memproduksi peralatan tersebut, dan menyalahkan mitranya yang berbasis di Budapest, Hungaria, BAC Konsultan KFT.

Namun, Juru Bicara Pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs, mengatakan perusahaan tersebut hanya perantara perdagangan, tanpa lokasi produksi ataupun kantor operasional di Hungaria.

“Perangkat yang direferensikan belum pernah ada di Hungaria,” cuit Kovas di media sosial X dikutip dari France 24, Rabu (18/9/2024).

Ia pun menambahkan bahwa kasus ini tak memiliki risiko bahaya nasional, dan bahwa Hungaria bekerja sama dengan semua rekan agensi dan organisasi internasional yang relevan pada penyelidikan lebih lanjut.




Sumber : France 24




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x