NEW YORK, KOMPAS.TV — Penyanyi Sean “Diddy" Combs, yang juga dikenal dengan nama panggung Puff Daddy atau P. Diddy, ditangkap Senin (16/9/2024) di New York, Amerika Serikat (AS). Ia diduga melakukan kekerasan seksual kepada beberapa perempuan.
“Kami berharap akan membuka dakwaan tersebut pada pagi hari dan akan memberikan keterangan lebih lanjut pada saat itu," kata Williams dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Associated Press.
Combs ditangkap di lobi sebuah hotel di Manhattan. Pengacaranya, Marc Agnifilo, mengatakan Combs telah bekerja sama dalam penyelidikan dan telah pindah ke New York minggu lalu untuk mengantisipasi tuntutan yang diajukan.
"Kami kecewa dengan keputusan untuk melanjutkan apa yang kami yakini sebagai penuntutan yang tidak adil terhadap Combs oleh Kantor Kejaksaan AS," kata Agnifilo. Ia monolak tuduhan itu dan menggambarkan kliennya sebagai ikon musik dan pria penyayang keluarga.
"Dia adalah orang yang tidak sempurna, tetapi dia bukan penjahat," kata Agnifilo dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan, "Harap tunda penilaian Anda sampai Anda memiliki semua fakta. Ini adalah tindakan orang yang tidak bersalah yang tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan, dan dia berharap untuk membersihkan namanya di pengadilan."
Baca Juga: Kondisi Terkini Mat Solar, Penglihatan Menurun, Keluarga Bantah Isu Meninggal Dunia
Investigasi terhadap Combs, 58 tahun, terungkap ketika agen Investigasi Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan penggerebekan rumah mewah Combs di Los Angeles dan Miami pada tanggal 25 Maret.
Sehari setelah penggerebekan, pengacaranya Aaron Dyer menyebut kejadian itu sebagai "penggunaan kekuatan militer yang sangat besar," dan mengatakan tuduhan itu "tidak berdasar."
Combs, yang juga dikenal dengan nama Puff Daddy, dikenal sebagai pembawa acara yang sopan di Hollywood dan Hamptons. Ia juga merupakan seorang pengusaha yang mengikuti tren mode, dan seorang ayah penyayang anak-anaknya.
Namun, citra itu luntur ketika pada November lalu, saat mantan anak didik dan pacarnya, penyanyi R&B Cassie, menjadi orang pertama dari beberapa orang yang menuntutnya dengan tuduhan pelecehan seksual.
Dalam gugatannya di bulan November, Cassie menuduh terjadinya pelecehan selama bertahun-tahun, termasuk pemukulan dan pemerkosaan. Gugatannya juga menuduh Combs terlibat dalam perdagangan seks dengan "meminta dia untuk melakukan tindakan seksual paksa di berbagai tempat".
Gugatan tersebut juga mengatakan bahwa dia memaksanya untuk membantunya memperdagangkan pekerja seks pria yang dipaksa Combs untuk berhubungan seks dengan Cassie, dan aktivitas itu direkam oleh Combs.
Pada bulan Mei lalu, CNN menayangkan video yang menunjukkan Combs tengah memukul Cassie, menendangnya, dan melemparkannya ke lantai di lorong hotel. Keesokan harinya, Combs mengunggah video permintaan maaf di media sosial, dengan mengatakan "Saya merasa jijik saat melakukannya" dan "Saya merasa jijik sekarang."
Baca Juga: 402 Anak di Malaysia yang Diduga Jadi Korban Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Berhasil Diselamatkan
Gugatan hukum Cassie kemudian diikuti oleh setidaknya setengah lusin gugatan hukum lainnya dari orang yang berbeda. Pada bulan Februari, seorang produser musik mengajukan gugatan hukum dengan tuduhan bahwa Combs memaksanya untuk mencari pelacur dan menekannya untuk berhubungan seks dengan mereka.
Penuduh Combs lainnya adalah seorang perempuan yang mengatakan bahwa produser rap tersebut memerkosanya dua dekade lalu saat dia berusia 17 tahun.
Perempuan lain yang mengajukan gugatan hukum, April Lampros, mengatakan bahwa dia adalah seorang mahasiswa pada tahun 1994 saat dia bertemu Combs, dan dia telah melakukan serangkaian "hubungan seksual yang mengerikan" dengan Combs dan orang-orang di sekitarnya.
Combs dan pengacaranya membantah hampir semua tuduhan dalam gugatan hukum tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.