KIEV, KOMPAS.TV - Kepala intelijen militer Ukraina mengungkapkan ketakutan pihaknya atas kiriman senjata Korea Utara ke Rusia.
Kiriman senjata tersebut dilaporkan sangat banyak dan akan dipakai untuk perang oleh tentara Vladimir Putin di Ukraina.
Hal itu diungkapkan Kepala Intelijen Militer Ukraina Letnan Jenderal Kyrlyo Budanov, Sabtu (14/9/2024).
Baca Juga: Media China Sebut Indonesia Kesulitan Pertahankan Perbatasan Maritim di Laut China Selatan
Budanov mengatakan saat kapal kargo yang membawa senjata dari rezim Kim Jong-un tiba di pelabuhan Rusia, militer Moskow biasanya mengalami peningkatan aktivitas dalam delapan hingga sembilan hari.
Menurut Budanov, mereka akan berada dalam keadaan seperti itu selama sekitar dua pekan.
“Pyonyang telah menyuplai jumlah senjata artileri yang gila dan sangat penting bagi Federasi Rusia,” kata Budanov dikutip dari The Japan Times.
“Hal itu juga menjadi sangat penting bagi kami. Dan sayangnya, dengan berlalunya waktu kami tak bisa melakukan apa pun,” lanjutnya.
Tentara Rusia telah meningkatkan tekanan terhadap tentara Ukraina di wilayah timur, Donetsk, dan secara perlahan maju dalam serangan darat, karena jumlah personel dan amunisi mereka melebihi Kiev.
Keunggulan artileri Moskow di dekat Kota Pokrovsk di bagian timur yang strategis dan penting adalah 12 peluru untuk setiap satu tembakan yang dibuat oleh Ukraina, sebelum Kiev melancarkan serangan ke Kursk pada Agustus.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu, telah melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada kunjungannya ke Pyongyang, pekan lalu.
Menurut pernyataan dari Dewan Keamanan Rusia, Shoigu dan Kim Jong-un membicarakan topi bilateral dan internasional yang luas.
Budanov mengatakan Ukraina dapat melacak seluruh rute pasokan amunisi Korea Utara dari pelabuhan ke jalur kereta api, ke tempat penyimpanan, dan akhirnya ke pasukan Rusia di medan perang.
Ia mengatakan asokan tersebut menimbulkan masalah yang lebih besar dibandingkan bantuan apa pun yang diperoleh Rusia dari negara lain, termasuk Iran.
Baca Juga: Tak Pedulikan Ancaman Putin, Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal Jarak Jauh?
Menurut Budanov produksi tank dan jet Moskow sangat rendah, namun mereka mampu meningkatkan produksi rudal Iskander.
Dengan penggunaan rudal tersebut yang massif, produksi bom berpemandu Rusia telah meningkat secara signifikan.
“Itu menjadi masalah besar di garis depan, begitu juga dengan senjata yang digunakan untuk kedalaman taktik, yang berarti tentara kami yang ada di garis kontak dan dekat dengannya akan sangat terdampak,” ujar Budanov.
Sumber : The Japan Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.