WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menilai insiden pembunuhan aktivis AS-Turki, Aysenur Eygi pada pekan lalu "tidak sengaja."
Biden mengamini pernyataan Israel yang menyebut Eygi kemungkinan tertembak secara tidak sengaja oleh Angkatan Bersenjata Israel (IDF).
Eygi ditembak mati saat mengikuti aksi damai di Desa Beita, dekat Nablus, Tepi Barat.
Masyarakat desa tersebut berulangkali diserang pemukim Yahudi sehingga kalangan aktivis dan warga mengadakan aksi protes.
"Kami sedang mencari detail lainnya. Sepertinya, itu kecelakaan. Itu (peluru) memantul dari tanah dan dia tertembak secara tidak sengaja, tetapi kami sedang mencari tahu soal itu," kata Biden dikutip CNN, Selasa (10/9/2024).
Baca Juga: Afrika Selatan Tegaskan Kasus Genosida Israel Berlanjut, Siap Ajukan Bukti Bulan Depan
Komentar Biden berkebalikan dengan dua menterinya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin yang mengecam keras pembunuhan tersebut.
Austin menuntut IDF mengevaluasi cara mereka beroperasi di Tepi Barat.
"Tidak ada sorang pun yang boleh ditembak dan dibunuh karena menghadiri demonstrasi. Tidak ada seorang pun yang pantas membahayakan nyawa hanya karena menyampaikan pendapat," kata Blinken.
"Sekarang, kita punya dua warga Amerika yang terbunuh di tangan pasukan keamanan Israel. Ini tidak bisa diterima," katanya.
Sementara itu, keluarga Eygi yang berada di AS tidak terima dengan klaim bahwa perempuan berusia 26 tahun itu ditembak secara tidak sengaja.
Pihak keluarga juga menuntut investigasi independen dari AS karena tidak percaya dengan investigasi Israel.
Sebelumnya, otoritas Palestina, Turki, dan International Solidarity Movement (ISM), organisasi yang menaungi Eygi menyatakam bahwa aktivis tersebut ditembak tentara Israel saat demonstrasi.
Otoritas Palestina melaporkan bahwa Eygi ditembak tepat di kepala.
Pasangan Eygi, Hamid Ali menegaskan bahwa kematiannya bukanlah "kecelakaan" dan pelaku harus diadili.
Ali pun mengungkapkan bahwa Gedung Putih belum menjalin komunikasi dengan pihak keluarga sehubungan pembunuhan Eygi.
"Gedung Putih belum berbicara dengan kami. Selama empat hari, kami menanti Presiden Biden mengangkat telepon dan bertindak dengan benar," kata Ali dikutip The Guardian.
Baca Juga: Palestina Ajukan Draf Resolusi PBB yang Desak Israel Hengkang dari Gaza dan Tepi Barat dalam 6 Bulan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.