Kompas TV internasional kompas dunia

Debat Panas Donald Trump vs Kamala Harris soal Aborsi, Ras, dan Ekonomi

Kompas.tv - 11 September 2024, 11:28 WIB
debat-panas-donald-trump-vs-kamala-harris-soal-aborsi-ras-dan-ekonomi
Calon presiden (capres) Amerika Serikat dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, berjabat tangan dengan capres dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, selama debat capres yang diselenggarakan ABC News di National Constitution Center, Philadelphia, Pennsylvania, Selasa, 10 September 2024 waktu setempat. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS TV – Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Kamala Harris, bertemu dalam debat pada Selasa (10/9/2024) malam waktu setempat atau Rabu (11/9/2024) pagi waktu Indonesia.

Ini merupakan debat pertama yang mempertemukan keduanya secara langsung, dan mungkin juga yang terakhir.

Harris yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden dan menjadi capres dari Partai Demokrat, membuka debat dengan langkah tegas, berjalan ke podium Trump untuk menjabat tangannya.

"Kamala Harris," katanya, memperkenalkan diri.

"Mari kita berdebat dengan baik."

Trump merespons, "Senang bertemu. Nikmati debat ini."

Percakapan ini mengatur nada perdebatan selama 90 menit ke depan. Harris dinilai berhasil mengendalikan pembicaraan, menyerang kebijakan ekonomi Trump, penolakannya untuk mengakui kekalahan dalam Pemilu 2020, hingga performanya di berbagai rapat umum.

Trump yang awalnya terlihat tenang, menjadi semakin kesal seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Pertama Kali, Kamala Harris dan Donald Trump Akan Berhadapan Langsung dalam Debat Capres AS

Debat capres AS antara Donald Trump vs Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, dilihat dari ruang wartawan, Selasa (10/9/2024) waktu setempat atau Rabu (11/9/2024) WIB. (Sumber: AP Photo)

Serangan Harris

Dalam jawabannya yang pertama, Harris langsung menyerang rencana kebijakan pajak Trump, menyebutnya sebagai pajak penjualan yang akan membebani kelas menengah.

Dia juga menuduh Trump memimpin "serangan terburuk terhadap demokrasi Amerika sejak Perang Saudara", merujuk pada kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021.

Harris menuduh Trump mengendalikan tubuh perempuan dengan kebijakan anti-aborsi, dan mengejek pujian Trump terhadap diktator yang "akan memakanmu untuk makan siang."

Dia berhasil memprovokasi Trump hingga akhirnya terjebak dalam respons yang terkadang penuh kemarahan, dan di lain waktu, menjadi pengingat akan retorika liarnya serta obsesinya terhadap masa lalu.

"Anda benar-benar kalah dalam pemilihan itu," kata Harris, merujuk pada Pemilu 2020 yang dimenangi Joe Biden, meskipun Trump masih bersikeras bahwa ia yang menang.

"Donald Trump dipecat oleh 81 juta orang," tambahnya.

Namun, momen yang paling memancing emosi Trump adalah ketika Harris menyindir performa Trump di rapat umumnya, dan mengatakan banyak orang sering meninggalkan acara sebelum selesai.

Trump yang terlihat semakin kesal, membela diri dengan menyatakan rapat umumnya jauh lebih besar daripada milik Harris.

Baca Juga: Capres AS Kamala Harris Tegaskan Tidak Akan Ada Embargo Senjata untuk Israel

Debat capres AS antara Donald Trump vs Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, Selasa (10/9/2024) waktu setempat atau Rabu (11/9/2024) WIB. (Sumber: AP Photo)

Trump Menghantam dengan Isu Imigrasi dan Ekonomi

Meskipun lebih sering dalam posisi bertahan, Trump tetap fokus pada pesan inti kampanyenya: inflasi dan imigrasi.

"Imigran telah menghancurkan tatanan negara kita," ujar Trump.

Dia terus mengaitkan Harris dengan Biden, menyebut Harris sebagai "Biden".

"Inflasi terburuk yang pernah kita alami," tambah Trump.

"Ekonomi yang mengerikan karena inflasi membuat segalanya begitu buruk. Dan dia tidak bisa lari dari itu."

Harris menanggapi, "Jelas, saya bukan Joe Biden, dan saya tentu saja bukan Donald Trump. Yang saya tawarkan adalah kepemimpinan generasi baru untuk negara kita."

Isu Ras Mengemuka

David Muir dari ABC bertanya kepada Trump secara langsung tentang komentarnya bulan lalu yang mengatakan Harris "belakangan ini baru menjadi orang kulit hitam."

Harris yang berdarah Afrika-Amerika dan Asia Selatan, merupakan lulusan Howard University, universitas historis kulit hitam di Washington. Trump mencoba mengecilkan masalah itu.

"Saya tidak peduli apa pun dia, kamu terlalu membesar-besarkan hal ini. Saya tidak peduli," jawab Trump.

Harris langsung mengambil kesempatan itu dengan menyebut daftar panjang kontroversi rasial Trump: mulai dari penyelesaian hukum untuk diskriminasi terhadap calon penyewa kulit hitam di gedung apartemennya di New York pada 1970-an, hingga iklannya yang menyerukan hukuman mati bagi remaja kulit hitam dan Latino yang salah ditangkap dalam kasus "Central Park Jogger" pada 1980-an, dan klaim palsunya bahwa Presiden Barack Obama tidak lahir di Amerika Serikat.

"Saya pikir rakyat Amerika menginginkan sesuatu yang lebih baik dari itu," kata Harris.

Trump menuduh Harris mencoba "memecah belah" rakyat dan menolak tuduhan itu dan menyebutnya sebagai isu lama.

"Ini orang yang harus mengingat 40, 50 tahun lalu karena tidak ada yang relevan sekarang," katanya.




Sumber : Kompas TV, Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x