JENIN, KOMPAS.TV – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menarik diri dari kota Jenin dan kamp pengungsinya di Tepi Barat yang diduduki setelah melancarkan operasi militer selama sembilan hari pada Kamis (5/9/2024).
Operasi yang dilakukan Israel itu salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, yang mereka klaim bertujuan untuk memberantas teroris.
Israel meyakini, Jenin yang memiliki populasi sekitar 60.000 jiwa itu merupakan basis dari para militan.
Wilayah itu pun menjadi target utama IDF dalam operasi militer yang menggabungkan serangan darat dan udara.
Akibat operasi militer Israel, dilansir dari BBC, Jumat (6/9/2024), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 36 warga Palestina tewas, 21 di antaranya berasal dari wilayah Jenin.
Sebagian besar korban diakui oleh kelompok bersenjata sebagai anggota mereka, meskipun di antara korban terdapat juga anak-anak. Sementara itu, seorang tentara Israel turut menjadi korban jiwa dalam pertempuran tersebut.
Setelah operasi berakhir, warga Jenin dan kamp pengungsinya mulai keluar dari rumah masing-masing untuk pertama kalinya dalam sembilan hari terakhir. Mereka tampak terguncang dan kelelahan saat mulai menilai kerusakan yang terjadi.
Di sepanjang jalan, kerusakan tampak begitu parah. Puing-puing bangunan berserakan, dinding-dinding berlubang bekas tembakan, dan jalan-jalan tak lagi bisa dilalui akibat serangan militer.
Salah satu warga Jenin, Khalid Abu Sabeer, yang tinggal di apartemen bawah tanah dekat sebuah masjid, mengungkapkan bahwa lantai rumahnya hancur akibat ledakan besar.
Menurutnya, tentara Israel meledakkan bangunan tersebut untuk menghancurkan gua di bawahnya, yang telah kosong selama puluhan tahun.
Baca Juga: Sandera Israel Ungkap Hamas Kerap Menyelamatkannya dari Serangan Negaranya Sebelum Tewas
Sumber : BBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.