GEORGIA, KOMPAS.TV — Seorang remaja berusia 14 tahun yang melakukan penembakan di Amerika Serikat (AS), ternyata sebelumnya pernah diperiksa kepolisian setempat. Hal ini diungkapkan FBI setelah mereka menerima informasi pada Mei 2023 tentang ancaman daring untuk melakukan penembakan di sekolah yang tidak disebutkan namanya.
Saat itu, kantor sheriff mewawancarai remaja yang saat itu berusia 13 tahun dan ayahnya. Ayahnya mengakui bahwa dia memiliki senjata berburu di rumah mereka, tetapi remaja tersebut tidak memiliki akses tanpa pengawasan ke senjata tersebut. Remaja tersebut juga membantah telah membuat ancaman daring.
Baca Juga: Penembakan Sekolah Kembali Terjadi di AS, Bocah 14 Tahun Ditangkap usai Bunuh 4 Orang
Kantor sheriff memberi tahu sekolah-sekolah setempat untuk terus memantau remaja tersebut, tetapi pada saat itu mereka tidak memiliki alasan untuk melakukan penangkapan.
Namun hanya berselang satu tahun kemudian, remaja tersebut melepaskan tembakan di sebuah sekolah menengah di Georgia, AS, Rabu (5/9/2024). Serangan ini menewaskan empat orang dan membuat sembilan orang lainnya luka-luka.
Korban tewas diidentifikasi sebagai dua siswa dan dua guru di Sekolah Menengah Apalachee di Winder, Georgia, sekitar satu jam perjalanan dari Atlanta. Kedua siswa tewas berusia 14 tahun dan bernama Mason Schermerhorn dan Christian Angulo.
“Sedangkan dua guru yang tewas bernama Richard Aspinwall dan Christina Irimie,” kata Direktur Biro Investigasi Georgia Chris Hosey seperti dikutip dari The Associated Press.
Setidaknya sembilan orang lainnya dibawa ke rumah sakit karena luka-luka. Sembilan orang tersebut terdiri dari delapan siswa dan satu guru dan semuanya diperkirakan akan selamat.
Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Penembakan yang Tewaskan Pelajar di Kabupaten Serdang Bedagai
Kaylee Abner, siswa kelas dua, sedang berada di kelas geometri ketika mendengar suara tembakan. “Dia dan teman-teman sekelasnya bersembunyi di balik meja guru, dan kemudian guru tersebut membalik meja untuk mencoba membuat barikade di pintu kelas,” kata Kaylee.
Menurut Kaylee, seorang teman sekelas di sampingnya berdoa. Kaylee pun menggenggam tangan temannya sambil menunggu polisi datang. Kemudian ada juga siswa yang berhamburan ke stadion sepak bola. Kaylee juga melihat beberapa guru membuka baju untuk membantu mengobati korban luka tembak.
Dua petugas sekolah kemudian menemukan penembak dalam waktu beberapa menit setelah penembakan terjadi. Tersangkanya adalah seorang siswa di sekolah itu yang berusia 14 tahun. Dia pun segera menyerah dan ditahan. Tersangka kemudian didakwa sebagai orang dewasa dengan tuduhan pembunuhan. Pihak berwenang mengatakan senjata yang digunakannya adalah senapan serbu.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.