MOSKOW, KOMPAS.TV - Ivan Rossomakhin, seorang narapidana di Rusia yang sebelumnya telah dihukum atas kasus pembunuhan, kembali dibebaskan dari penjara untuk kedua kalinya guna bertempur di medan perang Ukraina.
Pembebasan ini terjadi meskipun ia baru saja menjalani hukuman atas kejahatan brutal yang dilakukannya terhadap seorang perempuan tua di kampung halamannya.
Dilansir dari The Moscow Times, Rossomakhin sebelumnya menjalani hukuman 14 tahun penjara atas kasus pembunuhan.
Pada tahun 2022, ia pertama kali dibebaskan untuk bergabung dengan kelompok tentara bayaran Wagner, yang aktif dalam perang Rusia di Ukraina.
Pembebasan ini merupakan bagian dari praktik rekrutmen narapidana untuk dijadikan tentara, yang dipelopori oleh Wagner.
Namun, setelah kembali dari medan perang, Rossomakhin melakukan tindakan kriminal lagi. Ia menyerang dan membunuh Yulia Byuskikh, seorang perempuan berusia 85 tahun, di rumahnya di Vyatskiye Polyany, wilayah Kirov, Rusia.
Kejahatan ini melibatkan kebrutalan luar biasa, di mana ia juga memperkosa korban sebelum membunuhnya.
Pada bulan April 2023, Rossomakhin dinyatakan bersalah atas pemerkosaan dan pembunuhan Yulia. Ia lantas dijatuhi hukuman 22 tahun penjara, yang kemudian diperpanjang menjadi 23 tahun oleh pengadilan.
Baca Juga: Pentagon Sebut Rezim Kim Jong-un Terlibat Invasi Rusia ke Ukraina
Namun, hanya seminggu setelah mulai menjalani hukuman tersebut, pada 19 Agustus 2023, ia kembali dibebaskan untuk bertempur di Ukraina.
Pembebasan ini dilakukan berdasarkan undang-undang baru di Rusia yang memungkinkan narapidana dibebaskan untuk bertugas di militer.
Undang-undang tersebut memungkinkan penangguhan hukuman selama mereka bertugas di medan perang, dan beberapa bahkan dapat menerima pengampunan penuh jika mereka dianggap berjasa di medan perang.
Keluarga korban, terutama cucu Yulia, Anna Pekareva, menyatakan kemarahan dan ketakutannya atas keputusan ini.
Anna menyebut bahwa pembebasan Rossomakhin untuk kedua kalinya adalah tindakan yang sangat mengerikan dan tidak dapat diterima.
Sumber : The Moscow Times/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.