Kompas TV internasional kompas dunia

Presiden Ceko: Kesepakatan Damai Ukraina dan Rusia Hanyalah Fantasi

Kompas.tv - 23 Agustus 2024, 10:42 WIB
presiden-ceko-kesepakatan-damai-ukraina-dan-rusia-hanyalah-fantasi
Presiden Republik Ceko Petr Pavel. (Sumber: AP Photo/Jean-Francois Badias, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

PRAHA, KOMPAS.TV - Peringatan diungkapkan oleh Presiden Ceko Petr Pavel terkait kemungkinan kesepakatan damai Ukraina dan Rusia.

Menurutnya setiap kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia tidaklah adil, namun keadilan harus menjadi tujuannya.

Ia bahkan mengungkapkan kesepakatan damai Ukraina dan Rusia hanyalah fantasi.

Baca Juga: Zelenskyy Datangi Wilayah Perbatasan Kursk, Klaim Kuasai Desa Rusia

“Perdamaian, jika kita membayangkannya dari skala 100 persen hingga tidak apa pun, berarti restorasi dari control penuh Ukraina untuk wilayahnya termasuk Krimea,” ujar Pavel, Rabu (21/8/2024) dikutip dari Politico.

“Itu akan membutuhkan bahwa agresor harus membayar kompensasi atas kerusakan perang, tetapi itu mungkin hanya fantasi, dan kita semua bisa setuju untuk itu,” ujarnya.

Ia pun mengatakan pada kenyataannya hasil akhirnya akan sedikit berbeda.

“Tetapi tujuan kami seharusnya adalah sedekat mungkin hanya untuk perdamaian,” ujarnya.

Soerang pejabat Ukraina mengatakan kepada Politico, pada Senin (19/8/2024), bahwa mereka akan memulai pembicaraan damai.

Apalagi, posisi Kiev sudah semakin kuat usai penyerangan mereka ke dalam wilayah Rusia.

Tetapi pihak Ukraina tak akan sepakat untuk bernegosiasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Israel Serbu Kamp Pengungsi Tulkarem di Tepi Barat, Kehancuran Besar Terjadi

Pavel sendiri sebelumnya mengatakan pada awal pekan ini bahwa Ukraina seharusnya diizinkan bergabung dengan NATO, meski negara itu belum sepenuhnya pulih dari pendudukan Rusia.

Sejak 6 Agustus lalu, tentara Ukraina telah masuk ke dalam Rusia lewat kota Kursk di perbatasan.

Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berencana menciptakan zona penyangga untuk mencegah serangan dari Rusia ke Ukraina.




Sumber : Politico




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x