BANGKOK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra yang baru ditunjuk secara resmi telah mendapatkan restu dari Raja Thailand Maharaja Vajiralongkorn.
Ia menegaskan, dirinya ogah bernasib sama seperti ayah dan bibinya yang diturunkan dan diasingkan.
Paetongtarn Shinawatra ditunjuk sebagai PM Thailand anyar setelah Pengadilan Konstitusional memecat pendahulunya Srettha Thavisin.
Baca Juga: Profil PM Baru Thailand Paetongtarn Shinawatra: Pewaris Dinasti Politik yang Kontroversial
Kebetulan, Paetangtorn dan Srettha sama-sama berasal dari Partai Pheu Thai.
Ditunjuknya Phaetongtan Shinawatra di usia 37 tahun membuatnya menjadi PM Thailand termuda.
Ia pun menjadi PM Thailand perempuan kedua, setelah bibinya yang merupakan adik ayahnya Thaksin Shinawatra, Yingluck Shinawatra.
Pada Minggu (18/8/2024), Maha Raja Vajiralongkorn memberikan restunya yang dibacakan oleh Sekretaris dari DPR Thailand di Markas Pheu Thail di Bangkok.
Paetongtarn berlutut dan memberi penghormatan kepada potret Raja sebelum menyampaikan pidato ucapan terima kasih singkat.
“Ini adalah kehormatan tetinggi dan kebanggaan dalam hidup saya,” ujarnya usai mendapat restu Maha Raja Vajiralongkorn dikutip dari CNN Internasional.
“Saya, keluarga saya dan Partai Pheu Thai sangat menghargai kebaikan Yang Mulia Raja. Saya bertekad menjalankan tugas dengan setia, dan jujur demi kemaslahatan bangsa dan rakyat,” tambahnya.
Ia pun menjawab dengan kerendahan hati saat ditanya mengenai kemungkinan kembalinya dinasti Shinawatra dengan penunjukannya.
Paetongtarn mengatakan, ia tak akan terpengaruh oleh siapa pun atas keputusan yang dibuatnya.
Ia mengakui mungkin akan meminta nasihat ayahnya, tetapi menegaskan, semua akan berasal dari idenya, dan menambahkan, Thaksin tak akan memiliki peran dalam pemerintahannya.
Paetongtarn berjanji akan mengutamakan masalah nasional, dan berjanji akan bekerja sama dengan semua pihak.
Baca Juga: Ukraina Makin Gencar Serang Rusia, Hancurkan Jembatan Strategis Kedua dalam Sepekan
“Tak akan ada yang ingin mengulangi apa yang terjadi pada ayah dan bibi saya,” kata Paetangtorn.
Penunjukkan Paetangtorn berawal dari putusan Pengadilan Konstitusional yang menyatakan Srettha telah melanggar kode etik dan menunjukkan seorang pengacara yang pernah dipenjara ke kabinetnya.
Pemecatan Srettha merupakan pukulan bagi Pheu Thai yang didukung Thaksin, dan sering bertabrakan dengan kelompok konservatif Thailand, sebuah kelompok kecil namun kuat, yang terdiri dari elit militer, royalis, dan bisnis.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.