MOSKOW, KOMPAS.TV – Lembaga Nuklir Rusia Rosatom memberi tahu pengawas nuklir PBB tentang dugaan rencana Ukraina melakukan provokasi untuk menyerang dua pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yaitu di Zaporizhzhia dan Kursk, kemudian menuduh Moskow melakukannya.
Kepala Rosatom, Alexey Likhachev menelepon Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi untuk menyampaikan bahwa menurut intelijen Rusia, Ukraina berencana menyerang PLTN Kursk dan Zaporizhzhia.
"Ada informasi tentang provokasi yang direncanakan oleh angkatan bersenjata Ukraina terkait pembangkit listrik tenaga nuklir ini. Dalam sehari terakhir, jumlah pesan dan sinyal tentang persiapan provokasi ini meningkat berkali-kali," kata Likhachev seperti laporan Anadolu, Minggu (18/8/2024).
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim bahwa Kiev ingin menyerang penyimpanan bahan bakar nuklir bekas di wilayah Kursk, menuduh Rusia melakukan penembakan sendiri, dan kemudian melakukan hal yang sama dengan PLTN Zaporizhzhia, dengan menyajikannya sebagai "serangan balasan" dari Moskow.
Likhachev juga memberi tahu Grossi bahwa pada 17 Agustus, sebuah drone Ukraina menjatuhkan bahan peledak ke jalan yang sering digunakan oleh staf PLTN Zaporizhzhia. Sementara pada 14 Agustus, serangan drone lainnya merusak area peralatan terbuka.
Likhachev menekankan bahwa memburuknya situasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir ini merupakan ancaman langsung dan juga merusak postulat IAEA tentang keselamatan nuklir.
Dia mengundang Grossi untuk mengunjungi PLTN Kursk dan Kota Kurchatov untuk menilai situasi secara langsung.
Baca Juga: Pasukan Rusia Merangsek Maju, Ukraina Perintahkan Warga Sipil Evakuasi Kota Pokrovsk di Timur
Situasi keselamatan nuklir di PLTN Zaporizhzhia semakin memburuk setelah serangan drone menghantam jalan di sekitar perimeter fasilitas tersebut, kata IAEA pada Sabtu (17/8).
Sebelumnya, Misi Dukungan dan Bantuan IAEA di Zaporizhzhia menerima informasi dari pejabat di PLTN, yang berada di wilayah yang dikuasai Rusia, bahwa sebuah drone meledakkan bahan peledak di luar area terlindung fasilitas tersebut.
Lokasi ledakan berada di dekat kolam sprinkler air pendingin penting dan sekitar 100 meter dari saluran listrik Dniprovska, satu-satunya saluran 750-kilovolt yang masih memasok listrik ke PLTN.
Misi IAEA segera memeriksa area tersebut dan mengonfirmasi bahwa kerusakan kemungkinan besar disebabkan oleh drone yang dilengkapi dengan bahan peledak.
Meskipun tidak ada korban jiwa dan tidak ada dampak pada peralatan PLTN, ledakan tersebut merusak jalan antara dua gerbang utama fasilitas.
Misi IAEA juga melaporkan adanya peningkatan aktivitas militer di dekat PLTN selama seminggu terakhir.
"Ini lagi-lagi menunjukkan eskalasi bahaya keselamatan dan keamanan nuklir yang dihadapi PLTN Zaporizhzhia," kata Rafael Mariano Grossi dalam pernyataan.
"Saya tetap sangat prihatin dan mengulangi seruan saya untuk menahan diri secara maksimal dari semua pihak dan mematuhi lima prinsip konkret yang ditetapkan untuk perlindungan fasilitas ini," tambah Grossi.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.