SEOUL, KOMPAS.TV - Kim Jong-sik, pejabat tinggi Korea Utara yang mengawasi program misil balistik negara tersebut, tampak menghadiri pameran senjata di Moskow, Rusia.
Kim Jong-sik, yang menjabat sebagai Wakil Direktur Departemen Pertama Partai Buruh Korea Utara, terlihat menghadiri upacara pembukaan Army 2024, sebuah forum militer-teknis internasional, pada Senin (12/8/2024) waktu setempat.
Dilansir dari Yonhap, Selasa (13/8), laporan kedatangan Kim Jong-sik ini disampaikan oleh Radio Free Asia yang mengutip informasi dari media Rusia.
Sebagai salah satu sosok kunci dalam pengembangan misil balistik Korea Utara, Kim Jong-sik telah berperan penting dalam berbagai peluncuran misil. Ia sering mendampingi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dalam berbagai inspeksi peluncuran.
Bahkan pada tahun 2012, Kim Jong-sik dianugerahi gelar "pahlawan republik" atas kontribusinya dalam pengembangan roket jarak jauh.
Namun, perjalanan Kim Jong-sik ke Moskow tidak lepas dari kontroversi. Pejabat tersebut telah dikenakan sanksi oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSC) 2397 yang diadopsi pada tahun 2017 setelah peluncuran misil balistik antarbenua Korea Utara.
Baca Juga: AS Tuntut Denuklirisasi di Semenanjung Korea, Minta Korut Kembali ke Meja Diplomasi
Selain itu, Kim Jong-sik juga terdaftar dalam daftar sanksi unilateral yang diberlakukan oleh Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Meskipun adanya larangan bagi pejabat yang terkena sanksi UNSC untuk memasuki negara-negara anggota PBB, Rusia nampaknya tetap mengundang delegasi Korea Utara ke forum tersebut.
Langkah tersebut menunjukkan adanya peningkatan hubungan antara kedua negara. Seperti yang diketahui, Korea Utara dan Rusia saat ini tengah memperkuat kerja sama militer mereka.
Terdapat tuduhan bahwa Korea Utara telah menyuplai amunisi untuk digunakan dalam konflik Rusia di Ukraina. Sebagai imbalan, Rusia diduga memberikan bantuan serta dukungan teknologi untuk program luar angkasa Korea Utara.
Peningkatan hubungan ini juga terlihat dari pertemuan puncak antara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung di Pyongyang pada bulan Juni.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menandatangani perjanjian kemitraan baru yang mencakup klausul pertahanan bersama, menegaskan semakin eratnya kerjasama antara kedua negara.
Baca Juga: Kim Jong-un Kirim 250 Rudal Nuklir ke Unit Militer Terdepan, AS Minta Korut Hentikan Provokasi
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.