CAPE CANAVERAL, KOMPAS.TV - Mars mungkin menyimpan lebih banyak air daripada yang kita duga selama ini.
Penelitian terbaru mengungkap air yang cukup untuk membentuk samudra global bisa saja tersembunyi di dalam celah-celah bebatuan bawah tanah Mars, seperti laporan Associated Press, Selasa (13/8/2024).
Temuan ini dirilis pada Senin (12/8), berdasarkan pengukuran seismik dari pendarat Mars InSight milik NASA. Sebelum berhenti beroperasi dua tahun lalu, InSight mendeteksi lebih dari 1.300 gempa Mars atau marsquake.
Menurut Vashan Wright, ilmuwan utama dari Scripps Institution of Oceanography, University of California San Diego, air ini kemungkinan berada pada kedalaman sekitar 11,5 hingga 20 kilometer di bawah kerak Mars.
Air tersebut diduga meresap dari permukaan miliaran tahun lalu saat Mars masih memiliki sungai, danau, bahkan mungkin samudra.
Namun, Wright menjelaskan, keberadaan air di bawah permukaan Mars tidak berarti planet ini memiliki kehidupan. "Temuan kami lebih mengarah pada kemungkinan adanya lingkungan yang bisa dihuni," kata Wright melalui email.
Baca Juga: Penjelajah Antariksa China Zhurong Temukan Tanda-Tanda Air Pernah Ada di Bukit Pasir Planet Mars
Tim Wright menggabungkan model komputer dengan data InSight, termasuk kecepatan gempa, untuk menentukan bahwa air di bawah tanah adalah penjelasan yang paling mungkin. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada Senin di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Jika wilayah Elysium Planitia, tempat InSight mendarat dekat khatulistiwa Mars, mencerminkan kondisi seluruh planet merah itu, air bawah tanahnya cukup untuk membentuk samudra global dengan kedalaman 1 hingga 2 kilometer, tambah Wright.
Untuk memastikan keberadaan air tersebut dan mencari tanda-tanda potensial kehidupan mikroba, diperlukan pengeboran dan peralatan lain yang lebih canggih.
Meskipun pendarat InSight tidak lagi berfungsi, para ilmuwan masih terus menganalisis data yang dikumpulkan dari tahun 2018 hingga 2022 untuk mencari lebih banyak informasi tentang bagian dalam Mars.
Lebih dari 3 miliar tahun lalu, Mars diduga basah hampir di seluruh permukaannya.
Namun, karena atmosfernya menipis, sebagian besar air di permukaan Mars hilang, mengubahnya menjadi planet kering dan berdebu seperti yang kita kenal sekarang.
Para ilmuwan menduga sebagian besar air purba ini melarikan diri ke luar angkasa atau tetap terkubur di bawah permukaan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.