Kompas TV internasional kompas dunia

Eks Pejabat Mossad Sebut Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Kian Kuat Bukan Melemah, Perkiraan Israel Salah

Kompas.tv - 12 Agustus 2024, 23:55 WIB
eks-pejabat-mossad-sebut-pemimpin-hamas-yahya-sinwar-kian-kuat-bukan-melemah-perkiraan-israel-salah
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Eks pejabat Mossad mengatakan perkiraan Israel salah karena pemimpin Hamas Yahya Sinwar semakin kuat bukannya melemah.

Mantan Kepala Divisi Penangkapan dan Orang Hilang Mossad, Rami Igra, mengatakan Yahya Sinwar semakin kuat sehingga ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas.

Yahya Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas setelah Ismail Haniyeh terbunuh.

Baca Juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Diklaim Ingin Gencatan Senjata, Sikap Netanyahu Masih Samar

Haniyeh dibunuh setelah ledakan terjadi di tempatnya menginap di Teheran pada 31 Juli lalu.

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pengangkatan resmi Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Baik Hamas dan Iran menyalahkan Israel sebagai pelaku pembunuhan Haniyeh, meski Tel Aviv tak mengaku bertanggung jawab.

“Sinwar semakin kuat, dan telah ditunjuk sebagai yang terkuat di Hamas. Segala hal yang diinginkannya terjadi, akan terjadi,” ucap Igra dikutip dari Middle East Monitor, Senin (12/8/2024).

“Selama Israel tak memberikan pemerintahan alternatif dari Hamas di Gaza, maka Hamas berkuasa dan Sinwar telah membuktikan ini dengan fakta ia ditunjuk sebagai kepala biro politik,” ujarnya.

Sinwar sebelumnya selama 22 tahun ditahan di penjara Israel.

Ia dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran sandera, di mana sekitar 1.000 rakyat Palestina yang ditahan dibebaskan pada 2011.

Pembebasan tersebut dilakukan Israel untuk memastikan pembebasan prajurit Israel yang ditahan Hamas, Gilad Shalit.

Yahya Sinwar disebut sebagai dalang dari penyerangan Hamas ke selatan Israel, yang dilaporkan membunuh 1.200 orang.

Baca Juga: Kim Jong-Un Terus Hina Korea Selatan, Disebut Strategi Redam Ketidakpuasan Rakyat Korea Utara

Saat insiden tersebut, gerakan perlawanan Palestina itu juga menyandera sekitar 250 orang.

Yahya Sinwar sendiri tak pernah terlihat di depan umum sejak penyerangan dilakukan.

Militer Israel berulang kali mengatakan telah mengepung persembunyian Sinwar, namun tak ada laporan kelanjutan dari upaya itu.




Sumber : Middle East Monitor




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x