TEHERAN, KOMPAS.TV - Iran menuduh Israel ingin memperluas perangnya di Timur Tengah, dan berupaya menghentikan upaya kawasan untuk melakukan de-eskalasi.
Menurut Menteri Luar Negeri Sementara Iran, Ali Bagheri, upaya Israel membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dan menghabisi pemimpin militer Hizbullah Fuad Shukr adalah kesalahan strategis.
Meski Israel tak mengakui pembunuhan Haniyeh, Iran dan sekutunya telah berjanji akan melakukan pembalasan ke negara Zionis itu.
Baca Juga: Peraih Nobel Jadi Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh, Dijuluki Bankir bagi Kaum Miskin
“Israel tengah mencoba memperluas tensi, perang dan konflik ke negara lainnya, tetapi mereka tak memiliki kapasitas atau kekuatan melawan Iran,” kata Bagheri, Kamis (8/8/2024) dikutip dari Al-Arabiya.
Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Israel merespons keinginan Iran untuk melakukan pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh dan Shukr.
Seorang pejabat senior AS mengatakan Iran tak memilik hak untuk menyerang militer Israel karena pembunuhan Haniyeh.
“Sama sekali tak ada dasar sah apa pun bagi Iran untuk melancarkan serangan militer terhadap Israel, yang terus mereka ancam,” kata pejabat itu dilansir dari Times of Israel.
“Ada perasaan di luar sana bahwa Iran memiliki hak menyerang Israel secara militer, dan kami menolak sepenuhnya alasan itu,” tambahnya.
Baca Juga: Serangan Kejutan, Ribuan Tentara Ukraina Mulai Masuk ke Wilayah Rusia dan Gunakan Senjata Barat
Pejabat senior AS mengatakan pihaknya siap menghadapi segala kemungkinan.
“Kami telah mengerahkan banyak kekuatan militer ke kawasan ini, termasuk F-22 yang tiba hari ini,” ucapnya.
“Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah serangan semacam itu, mengalahkan serangan jika terjadi, dan juga untuk menunjukkan ke Iran, bahwa ada jalan lebih baik ke depannya daripada serangan militer,” tambahnya.
Sumber : Al-Arabiya/The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.