YERUSALEM, KOMPAS TV - Sekitar 4.000 warga Israel saat ini terjebak di luar negeri setelah beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv.
Pembatalan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Hezbollah dan Israel, seperti yang dilaporkan oleh media lokal pada hari Minggu (4/8/2024).
Kantor berita KAN, yang merupakan penyiar publik di Israel, melaporkan ribuan penumpang tersebut telah menghubungi Kementerian Luar Negeri di Tel Aviv untuk meminta bantuan agar bisa kembali ke Israel.
Situasi ini terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah setelah Israel melakukan serangan udara yang menewaskan komandan militer senior Hezbollah, Fouad Shukr, di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli lalu.
Selain itu, tokoh politik Hamas, Ismail Haniyeh, juga dilaporkan tewas dalam serangan di Tehran sehari setelahnya, dalam sebuah insiden yang dituduh dilakukan oleh Israel meskipun Tel Aviv belum mengkonfirmasi ataupun menyangkal keterlibatannya.
Menanggapi pembunuhan Haniyeh, Hamas dan Iran berjanji akan melakukan serangan balasan, sementara Hezbollah bertekad membalas kematian Shukr. Kondisi ini membuat banyak pihak khawatir akan terjadinya perang besar antara Israel dan Hezbollah, terutama setelah beberapa bulan terakhir terjadi baku tembak di perbatasan kedua negara.
Akibat ketegangan yang terus meningkat, 15 maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke dan dari Tel Aviv sejak Senin lalu. Beberapa maskapai membatalkan penerbangan untuk beberapa hari, sementara yang lain menghentikan layanan mereka tanpa batas waktu yang jelas.
Baca Juga: Pasca Kematian Ismail Haniyeh, Maskapai Eropa, AS, dan Asia Setop Penerbangan ke Israel dan Lebanon
Bahkan, penerbangan domestik antara Tel Aviv dan Eilat di Israel selatan juga dibatalkan hari Sabtu malam hingga Minggu karena alasan keamanan.
Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menangguhkan penerbangan mereka ke Israel dan Lebanon karena khawatir dengan situasi keamanan setelah perkembangan terbaru di Timur Tengah ini.
United Airlines, yang biasanya mengoperasikan 14 penerbangan per minggu antara New York dan Israel, menangguhkan layanan mereka hingga 6 Agustus. Maskapai AS lainnya, Delta Airlines, juga menghentikan penerbangan ke Israel, sementara British Airways membatalkan penerbangan mereka pada hari Rabu lalu.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.