BAMAKO, KOMPAS.TV - Konvoi tentara bayaran Wagner Group dilaporkan disergap milisi dan pemberontak Mali pada pekan lalu. Sekitar 50 kombatan Wagner dilaporkan tewas dalam penyergapan tersebut, menjadi kekalahan terbesar kelompok itu di Afrika.
Penyergapan ini dilaporkan terjadi di utara Mali, dekat perbatasan Aljazair. Konvoi Wagner bersama tentara Mali dilaporkan disergap kelompok Al-Qaida dan pemberontak suku Tuareg.
Peneliti spesialis kawasan Sahel di Soufan Center, Wassim Nasr menyebut Wagner Group umumnya bertempur melawan pemberontak Tuareg di utara Mali. Nasr menyebut tentara bayaran yang dulu dipimpin Yevgeny Prigozhin itu dipukul mundur hingga wilayah yang dikuasai Al-Qaida.
Baca Juga: Profil Bos Wagner Yevgeny Prigozhin yang Diduga Tewas, Pernah Jual Hot Dog hingga Dipenjara
Penyergapan ini diduga terjadi di dekat wilayah Tinzaouaten yang terletak di perbatasan Mali-Aljazair. Video yang disebut menunjukkan jasad tentara Wagner yang bergeletakan usai penyergapan sempat beredar di media sosial.
Wagner Group sendiri menyatakan bahwa sejumlah kombatannya dan tentara Mali tewas dalam penyergapan di perbatasan Mali-Aljazair. Namun, kelompok tentara bayaran asal Rusia ini tidak melaporkan berapa kombatan yang terbunuh.
Angkatan Bersenjata Mali melaporkan bahwa dua tentaranya tewas dan 20 pemberontak terbunuh. Wagner Group mengaku kombatannya bertempur dengan ratusan milisi saat kejadian.
Di lain pihak, Al-Qaida merilis pernyataan bahwa 50 kombatan Wagner terbunuh dalam penyergapan tersebut. Al-Qaida menyebut operasi ini dilakukan untuk "membalas pembantaian" yang dilakukan Wagner di tengah dan utara Mali.
Sementara itu, pemberontak Tuareg melaporkan sejumlah kombatan Wagner dan tentara Mali menyerah kepada mereka. Namun, pemberontak Tuareg tidak memerinci jumlah personel yang menyerah.
Wassim Nasr menyebut penyergapan ini sebagai peristiwa penting yang dapat mengubah dinamika konflik di Sahel, kawasan yang merentang di selatan Gurun Sahara, mencakup wilayah Senegal, Mauritania, Mali, Niger, Nigeria, Burkina Faso, Chad, Sudah, hingga Eritrea.
"Mereka (Wagner) tidak akan lagi mengirim ekspedisi liar semacam ini ke dekat perbatasan dengan Aljazair," kata Nasr dikutip Associated Press, Senin (29/7/2024).
"Mereka telah sesumbar tentang betapa suksesnya dan kuatnya mereka, tetapi mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan ini dalam jangka panjang atau mempertahankan wilayah untuk mengamankan penerjunan (pasukan tambahan)."
Wagner Group diperkirakan menerjunkan sekitar 1.000 kombatan di Mali. Wagner diterjunkan membantu pemerintah Mali usai pasukan Prancis dan pasukan penjaga perdamaian internasional mundur dari negara itu sejak 2021 silam.
Kelompok tentara bayaran Rusia itu disebut mendapatkan keuntungan dari kontrak pengamanan di daerah kaya mineral di Mali. Pada saat bersamaan, kelompok Wagner di Mali dituduh terlibat pelanggaran hak asasi manusia seperti serangan terhadap penduduk sipil.
Baca Juga: Mali, Niger, dan Burkina Faso Mundur dari Blok Regional Afrika Barat ECOWAS Saat Ketegangan Memuncak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.