BANGKOK, KOMPAS.TV - Sekitar 30.000 ayam mati tenggelam saat peternakan di distrik Bo Rai, Provinsi Trat, Thailand, tersapu banjir bandang pada Sabtu (27/7/2024) lalu, kata pemilik peternakan, Minggu (28/7).
Pipop, 77 tahun, mengatakan ia dikontrak sebuah perusahaan besar untuk memelihara 40.000 ayam potong, yang hampir siap untuk diserahkan kepada perusahaan tersebut.
Namun, 30.000 dari ayam tersebut mati pada malam 27 Juli ketika banjir bandang melanda peternakan di Tambon Bo Ploy.
Ia mengatakan hujan deras turun pada pukul 8 malam tanggal 27 Juli dan air naik sangat cepat, sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan ayam-ayam tersebut karena gelap.
Pipop telah menginformasikan perusahaan tersebut.
Namun, bantuan tidak datang tepat waktu dan 30.000 ayam ditemukan mati tenggelam pada pagi harinya.
Baca Juga: Menperin Minta Penegakan Hukum Impor Ilegal Jangan Hangat-Hangat Tahi Ayam
Ia mengatakan sudah meminta perusahaan untuk segera mengambil sisa ayam yang masih hidup, dan ia belum berkonsultasi dengan Kantor Pengembangan Peternakan Trat tentang apa yang harus dilakukan dengan jumlah ayam mati yang sangat banyak.
Thailand memang merupakan salah satu produsen ayam terbesar di dunia dan memiliki industri peternakan ayam yang maju.
Thailand memproduksi lebih dari 3 juta ton daging ayam setiap tahun, menunjukkan kapasitas produksi yang signifikan.
Thailand adalah pengekspor utama daging ayam ke pasar besar seperti Jepang, Uni Eropa, dan negara-negara Timur Tengah.
Pada tahun 2021, ekspor daging ayam Thailand mencapai sekitar 900.000 ton dengan nilai lebih dari 3 miliar dolar AS, menurut situs Asia Farming.
Namun, beberapa sumber terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, produksi daging ayam di Thailand diperkirakan akan meningkat sekitar 3% dari tahun sebelumnya.
Sumber : The Nation/ Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.