BEIRUT, KOMPAS.TV - Pertemuan antara pemimpin Hizbullah dengan Hamas dilaporkan telah terjadi di Beirut.
Hizbullah mengeluarkan pernyataan pada Jumat (5/7/2024), bahwa mereka telah bertemu dengan wakil Kepala Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya.
Mereka membicarakan perkembangan politik dan keamanan terbaru di Gaza, serta perkembangan dari pembicaraan terkait gencatan senjata.
Baca Juga: Kandidat Pro-Palestina Menang di Pemilu Inggris, Bukti Banyak yang Ingin Perang di Gaza Berhenti
Dalam pembicaraan tersebut berdasarkan dua sumber, Hayya mendapat pengarahan kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tentang proposal gencatan senjata terbaru Hamas.
Nasrallah pun dikabarkan telah menyetujui rancangan proposal gencatan senjata tersebut.
Sejak 8 Oktober, Hizbullah melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap komunitas utara Israel yang sebagian besar telah dievakuasi.
Mereka pun menegaskan bahwa melakukan hal itu untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Hizbullah pun memberikan janjinya bahwa mereka akan menghentikan serangan ke Israel, segera setelah gencatan senjata di Gaza efektif dilakukan.
“Jika tercapai kesepakatan (gencatan senjata) di Gaza, maka segera akan ada gencatan senjata di Lebanon,” bunyi pernyataan pejabat Hizbullah dikutip dari The Times of Israel.
Optimisme terhadap tercapainya kesepakatan gencatan senjata tampaknya sudah mulai meningkat.
Sebuah sumber di tim negosiator Israel, yang meminta anonimitas, mengatakan adanya peluang nyata tercapainya kesepakatan.
Meski begitu, para pejabat Israel mengatakan bahwa masyarakat harus mengekang ekspektasi mereka terhadap keberhasilan perindungan.
Baca Juga: Netanyahu Ribut dengan Gallant Jelang Perundingan di Doha, Pemimpin Israel Makin Pecah?
Sementara itu, pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi perdamaian internasional mengatakan bahwa proposal Hamas bisa berujung pada kerangka perjanjian jika bisa diterima Israel.
Ia mengatakan Hamas tak lagi menuntut komitmen Israel terhadap gencatan senjata permanen sebelum penandatanganan perjanjian.
Mereka juga akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut dalam fase enam minggu pertama.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.