ANKARA, KOMPAS.TV - Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Beirut, Lebanon, Kamis (27/6/2024), memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan dengan Israel.
Kedubes AS juga menyarankan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Lebanon bagian selatan, daerah perbatasan dengan Suriah, dan permukiman pengungsi.
Peringatan tersebut dikeluarkan karena kekhawatiran akan meletusnya perang besar antara Israel dan organisasi politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah.
"Kami mengingatkan warga AS untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon. Lingkungan keamanan tetap kompleks dan dapat berubah dengan cepat," kata Kedubes AS.
AS juga menekankan, pemerintah Lebanon tidak bisa menjamin perlindungan terhadap warga AS dari kemungkinan meletusnya kekerasan dan konflik bersenjata.
"Warga AS di Lebanon sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke Lebanon bagian selatan, daerah perbatasan Lebanon-Suriah, atau permukiman pengungsi."
Pada Rabu (26/6/2024), Jerman dan Belanda meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon karena kekhawatiran akan perang antara Hizbullah dan Israel.
Kanada, Makedonia Utara, dan Kuwait sebelumnya telah mengeluarkan peringatan serupa.
Baca Juga: Israel Ancam Gunakan Senjata yang Belum Pernah Digunakan Sebelumnya bila Perang dengan Hizbulla
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara pasukan Hizbullah dan Israel.
Tel Aviv melanjutkan serangan mematikan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober, setelah serangan oleh kelompok Palestina, Hamas.
Baca Juga: Intelijen Turki Ungkap Israel Gunakan Siprus sebagai Pangkalan Militer, Ancaman Hizbullah Berdasar?
Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Giora Eiland pada Kamis mengatakan perang dengan Lebanon "tidak bisa dihindari" di tengah serangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah.
"Tampaknya kita mendekati perang (dengan Lebanon), tapi sebenarnya bisa dihindari," kata Eiland kepada radio Isreal, 103FM.
"Satu-satunya hal yang mengkhawatirkan dunia dan mungkin [Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan] Nasrallah adalah kehancuran Lebanon," ujarnya.
Namun, Eiland menyebut perang dengan Hizbullah sebagai "kekalahan" bagi Israel.
"Sekitar 80 persen dari populasi kita akan berada di tempat perlindungan dan tidak akan ada perekonomian," tambahnya.
"Tidak ada (dalam komunitas internasional) yang ingin melihat kehancuran di Lebanon, ini adalah motif yang bisa menghentikan perang di Lebanon," kata mantan pejabat itu.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.