Kompas TV internasional kompas dunia

Panas Ekstrem di Pakistan Tewaskan 568 Orang dalam 6 Hari, Suhu Mencapai 49 Derajat Celsius

Kompas.tv - 27 Juni 2024, 12:52 WIB
panas-ekstrem-di-pakistan-tewaskan-568-orang-dalam-6-hari-suhu-mencapai-49-derajat-celsius
Soerang ibu terbaring di rumah sakit akibat panas esktrem yang melanda Pakistan, Selasa (25/6/2024). (Sumber: AP Photo/Fareed Khan)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

KARACHI, KOMPAS.TV - Serangan panas ekstrem yang melanda Pakistan telah menimbulkan korban tewas 568 orang selama enam hari terakhir.

Suhu panas eksrem di Pakistan, yang mencapai 49 derajat Celsius membuat korban tewas terus bertambah.

Layanan Ambulans Edhi mengungkapkan mereka biasanya membawa sekitar 30 hingga 40 jasad setiap harinya ke kamar jenazah.

Baca Juga: Eks Wakil Raisi Mundur dari Pencalonan Presiden Iran, Demi Menguatnya Koalisi Garis Keras

Namun dikutip dari BBC Internasional, Kamis (27/6/2024), dalam enam hari terakhir mereka telah mengirimkan sekitar 568 jasad.

Bahkan 141 di antaranya dilakukan hanya pada Selasa (25/6/2024).

Tetapi, masih terlalu dini menilai apa yang menjadi penyebab kematian di setiap kasusnya.

Meski begitu, meningkatnya jumlah kematian muncul di tengah suhu panas di Karachi yang melebihi 40 derajat celsius.

Bahkan dengan kelembapan yang tinggi suhu panas bahkan hingga 49 derajat Celsius.

Masyarakat pun mulai berbondong-bondong ke rumah sakit mencari pertolongan.

Rumah Sakit Sipil Karachi mengungkapkan 267 orang mengalami serangan panas antara Minggu (23/6/2024) dan Rabu (26/6/2024).

Menurut Kepala Departemen Gawat Darirat RS Sipil Karachi Dr Imran Sarwar Sheikh, 12 di antaranya meninggal dunia.

“Kebanyakan orang yang kami lihat dating ke rumah sakit berusia antara 60-an hingga 70-an tahun meski beberapa di antaranya sekitar 45 tahun, dan bahkan pasangan di usia 20 tahunan,” kata Dr Sheikh.

Gejala yang diperlihatkan termasuk muntah-muntah, diare dan demam tinggi.

Baca Juga: Bolivia Nyaris Alami Kudeta Militer, Polisi Langsung Tangkap Jenderal Pemimpin Pemberontakan

“Banyak dari mereka yang kami lihat bekerja di luar ruangan. Kami mengatakan mereka untuk terus minum air yang banyak, memakai pakaian tipis pada suhu tinggi,” ujarnya.

Suhu tinggi yang oleh seorang meteorolog disebuat gelombang panas parsial itu dimulai pada akhir pekan ini.

Pusat gelombang panas dan kamp dibangun untuk mencoba memberikan rasa tenang bagi publik.



Sumber : BBC Internasional



BERITA LAINNYA



Close Ads x