BEIRUT, KOMPAS.TV - Kekhawatiran mengenai perang besar antara Israel dan organisasi politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah, menguat usai kedua pihak menyatakan kesiapan perang belakangan ini.
Potensi perang berskala penuh antara Hizbullah dan Israel menguat seiring buntunya perundingan gencatan senjata antara Israel dan sekutu Hizbullah, Hamas, di Gaza.
Hizbullah dan Israel telah terlibat konflik berskala terbatas sejak serangan ke Jalur Gaza dimulai Israel pada Oktober 2023 lalu.
Israel dan Hizbullah pernah berperang pada 2006 silam. Operasi pengeboman Israel menghancurkan banyak bangunan di selatan Lebanon dan selatan Beirut. Sedangkan Hizbullah menyerang dengan ribuan roket yang diluncurkan ke utara Israel.
Baca Juga: Jenderal AS Ingatkan Israel, Perang Lawan Hizbullah Bakal Bikin Iran Turun Tangan
Konflik Israel dan Hizbullah pada 2006 menimbulkan 1.200 korban tewas di pihak Lebanon, kebanyakan warga sipil. Sedangkan korban tewas di pihak Israel setidaknya 160 orang, kebanyakan tentara.
Apabila perang pecah antara kedua pihak, efek destruktifnya diprediksi bakal melampaui perang antara Hizbullah dan Israel yang pernah terjadi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan perang Israel dan Hizbullah dapat menimbulkan "malapetaka yang melampaui perbatasan, dan sejujurnya, melampaui imajinasi kita." Guterres dan berbagai pihak mendesak keduanya menahan diri.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengancam akan meratakan "Beirut seperti Gaza." Militer Israel pun telah mengesahkan rencana operasi serangan darat ke Lebanon.
Sementara pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan pihaknya tidak akan menyepakati gencatan senjata dengan Israel sebelum ada gencatan senjata di Gaza.
Nasrallah pun memperingatkan pihaknya akan bertempur "tanpa batas" jika Israel menyerang.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.