MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia mengancam akan menempuh tindakan balasan usai rudal Amerika Serikat (AS) digunakan Ukraina untuk menyerang Semenanjung Krimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia sejak 2014. Serangan ini menewaskan empat orang, termasuk anak-anak, serta melukai 151 lainnya.
Sebagai bentuk protes, Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy pada Senin (24/6/2024). Sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu, Kremlin mengaku sedang menghadapi perang proksi lawan negara-negara Barat.
AS sendiri belakangan ini mengizinkan Ukraina menggunakan senjatanya untuk menyerang ke wilayah Rusia. Pada Minggu (23/6), Ukraina pun menyerang Krimea dengan sejumlah rudal Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS.
Baca Juga: Korsel Pertimbangkan Pasok Senjata ke Ukraina, Putin: Kami Juga Berhak Persenjatai Pyongyang
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh spesialis asal AS mengarahkan rudal tersebut dengan koordinat yang disediakan satelit mata-mata AS. Washington belum menanggapi klaim ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller menyebut Dubes AS untuk Rusia telah menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban sipil di Krimea. Miller menegaskan AS menyumbang senjata ke Ukraina untuk mempertahankan kedaulatan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menganggap serangan Ukraina dengan rudal AS "benar-benar barbar." Peskov pun menegaskan pihaknya akan merespons keterlibatan AS.
"Anda harusnya bertanya ke kolega-kolega saya di Eropa, dan tentu saja di Washington, kenapa pemerintah mereka membunuh anak-anak Rusia?" kata Peskov dikutip Al Jazeera, Selasa (25/6).
Peskov pun menyinggung pernyataan Presiden Vladimir Putin tentang potensi Rusia menyerang target-target Barat. Namun, Peskov enggan berbicara lebih jauh mengenai respons seperti apa yang akan ditempuh Rusia.
"Kami tentu saja paham siapa di belakang ini semua," kata Peskov.
"Tentu saja, keterlibatan Amerika Serikat dalam perang ini, yang membuat warga tak bersalah Rusia terbunuh, tidak bisa dibiarkan tanpa konsekuensi. (Konsekuensi) seperti apa, waktu akan menjawabnya."
Baca Juga: Korban Tewas Serangan di Dagestan Meningkat Jadi 20 Orang, Rusia Cabut Status Darurat Serangan Teror
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.