SEOUL, KOMPAS.TV – Sedikitnya 22 orang, termasuk 18 warga China, tewas dalam kebakaran sebuah pabrik baterai lithium di Korea Selatan, Senin (24/6/2024).
Korban tewas termasuk 18 warga China, dua warga Korea Selatan, dan seorang warga Laos. Seorang korban tewas belum bisa diidentifikasi. Sementara delapan orang lainnya dilaporkan terluka, dan dua di antaranya dalam kondisi serius.
Kronologi Kebakaran
Menurut seorang saksi mata, awal mula kebakaran terjadi usai sejumlah baterai meledak saat para pekerja tengah memeriksa dan mengemas baterai di lantai dua pabrik pembuat baterai Aricell yang terletak di Kota Hwaseong di selatan Seoul pada sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat.
Baca Juga: Sedikitnya 27 Orang Tewas dalam Kebakaran di Taman Hiburan di India Barat
Jo Seon-ho, seorang petugas pemadam kebakaran senior menyebut, rekaman video insiden kebakaran menunjukkan lantai dua pabrik dilalap api sekitar 15 detik setelah asap putih menguar dari sebuah baterai. Para pekerja bergegas menggunakan alat pemadam api ringan atau Apar, namun gagal memadamkan api. Mereka lalu menyelamatkan diri ke area yang tak memiliki jalan keluar, dan tampaknya kehilangan kesadaran usai menghirup asap beracun.
Mengutip Anadolu, api berkobar dengan cepat seiring baterai-baterai lain turut meledak, hingga menyulitkan para petugas pemadam kebakaran masuk ke dalam pabrik demi mencari para korban yang terjebak.
Jo menambahkan, para pekerja asing yang tewas merupakan buruh harian, sehingga tak mengenali struktur internal bangunan pabrik dengan baik.
Baca Juga: 39 Orang Tewas dalam Kebakaran Pusat Perbelanjaan di Jiangxi China
Melansir Associated Press, saat insiden kebakaran terjadi, sebanyak 102 orang tengah bekerja di pabrik.
Presiden Yoon Suk Yeol mendatangi lokasi kebakaran dan mengungkapkan belasungkawa bagi para korban. Dia memerintahkan para pejabat berwenang untuk mengantisipasi insiden serupa.
Perdana Menteri Han Duck-soo serta Menteri Dalam Negeri dan Keamanan juga mengunjungi lokasi kebakaran. Han menginstruksikan pihak terkait untuk mengurus pemakaman para korban dan bantuan bagi keluarga korban.
Selama beberapa dekade terakhir, banyak orang dari China, termasuk etnis Korea, bermigrasi ke Korea Selatan untuk mencari pekerjaan. Seperti yang terjadi pada kebanyakan pekerja asing dari negara-negara Asia Tenggara, mereka pun akhirnya terpaksa bekerja di pabrik-pabrik berupah rendah.
Baterai lithium-ion yang dayanya bisa diisi ulang terbilang jamak digunakan, mulai dari laptop hingga ponsel. Baterai-baterai ini bisa menjadi terlalu panas bila rusak, cacat atau dikemas secara tak tepat, hingga memicu ledakan dan kebakaran. Pengiriman baterai lithium melalui pesawat pun terbilang berbahaya.
Insiden kebakaran ini menjadi salah satu insiden kebakaran paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, kebakaran di sebuah Gudang yang tengah dibangun di Icheon di selatan Seoul menewaskan 38 pekerja konstruksi. Pada 2018, 46 orang tewas dalam kebakaran di sebuah rumah sakit kecil yang tak memiliki sistem pemadaman api otomatis di Miryang. Pada 2008, 40 pekerja tewas usai ledakan dan kebakaran melanda sebuah Gudang berpendingin di Icheon.
Sumber : Associated Press/Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.