DAGESTAN, KOMPAS.TV - Serangan militan bersenjata di dua kota di Dagestan, Rusia, telah menewaskan lebih dari 15 orang, termasuk seorang pendeta.
Mereka diduga sebagai sel tidur teroris, dan juga diyakini adanya keterlibatan bantuan asing pada insiden tersebut.
Insiden penyerangan terjadi di rumah ibadah di dua kota di provinsi paling selatan Rusia itu pada Minggu (23/6/2024).
Baca Juga: Netanyahu Sebut Serbuan Intens Israel ke Rafah Segera Usai, Perang di Gaza Bakal Selesai?
Serangan oleh apa yang disebut Pemimpin Republik Dagestan Sergey Melikov militan bersenjata itu dilaporkan telah membunuh 15 polisi dan seorang pendeta Ortodoks.
Namun, Melikov mengatakan enam penyerang bersenjata itu juga terbunuh setelah menyerang gereja, sinagoga dan pos polisi di Derbent dan Makhachkala.
Hingga saat ini belum ada pihak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang berjarak tiga bulan dari serangan ISIS-K ke Balai Kota Crocus di Moskow, yang menewaskan lebih dari 140 orang itu.
Meliko pada postingan Telegram mengatakan kemungkinan keterlibatan sel tidur teroris dan meyakini serangan tersebut terjadi karena bantuan pihak asing.
“Pencarian operatif dan investigasi akan dilakukan sampai peserta sel tidur teridentifikasi, dan tentunya termasuk beberapa yang diorganisir pihak asing,” katanya dikutip dari CNN International.
Hari berkabung selama tiga hari diumumkan oleh pihak Dagestan karena penembakan tersebut dengan bendera kenegaraan dikibarkan setengah siang. Bantuan finansial juga akan diberikan kepada keluar dari para korban.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.