TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, pihaknya akan melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza.
Netanyahu menyebut Israel sebatas terbuka dengan kesepakatan "parsial" untuk mengembalikan sebagian sandera.
Netanyahu menyatakan, pemerintahannya tidak akan menyepakati perjanjian apa pun yang bertujuan menghentikan perang Israel di Gaza.
Pernyataan Netanyahu ini berkebalikan dengan klaim Gedung Putih bahwa Israel telah menyepakati langkah untuk mengakhiri perang.
"Tujuannya adalah mengembalikan mereka yang diculik dan mengenyahkan rezim Hamas di Gaza," kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 Israel via Al Jazeera, Minggu (23/6/2024).
Baca Juga: Pengunjuk Rasa di Israel Makin Keras Tuntut Netanyahu Mundur, Banyak yang Ditangkap
Pada Mei lalu, pemerintahan Joe Biden mengumumkan proposal gencatan senjata sementara yang memuat potensi gencatan senjata permanen.
Proposal ini kemudian didukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Gedung Putih mengklaim, proposal tersebut adalah usulan otoritas Israel.
Namun, Netanyahu dan sejumlah pejabat tinggi Israel bersikeras untuk melanjutkan serangan ke Gaza.
Kata Netanyahu, Israel tidak akan berhenti hingga Hamas tidak memerintah di Jalur Gaza.
Netanyahu pun menolak kans pemerintahan Otoritas Paletina di Gaza bersikeras membuat pemerintahan sendiri.
"Kami juga ingin membuat sebuah pemerintahan sipil, jika mungkin dengan masyarakat Palestina dan mungkin dengan dukungan eksternal dari negara-negara di kawasan untuk mengurus pasokan bantuan kemanusiaan dan kemudian urusan sipil di Jalur (Gaza)," kata Netanyahu.
Perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 lalu telah membunuh setidaknya 37.598 orang, lebih dari 15.000 di antaranya anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan, lebih dari 86.032 orang terluka akibat serangan Israel.
Lebih dari 10.000 orang juga dinyatakan hilang. Kemungkinan karena tertimbun reruntuhan bangunan.
Baca Juga: AS Sebut Serangan Israel ke Lebanon Bisa Picu Respons Militer Iran
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.