KIEV, KOMPAS.TV - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak meminta sekutu Ukraina tak tanggapi serius tawaran damai Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin sebelumnya mengajukan tawaran damai untuk melakukan gencatan senjata.
Meski begitu, syarat yang diinginkannya adalah tentara Ukraina segera mundur dari wilayah yang diklaim Rusia telah mereka kuasai.
Baca Juga: Polisi Malaysia Tangkap 5 Orang atas Dugaan Prostitusi dan Video Seks, Ada Dua Orang Warga Indonesia
Berbicara pada Jumat (14/6/2024) di konferensi perdamian di Rusia, Putin mengatakan syaratnya untuk mengakhiri perang.
Selain menarik mundur tentaranya dari empat wilayah yang diduduki Rusia di timur dan selatan Ukraina, Putin mengatakan negara yang dipimpin Volodymyr Zelenskyy itu harus didemiliterisasi.
Selain itu negara Barat harus menangkat sanksi mereka ke Rusia, yang memang memberikan kerusakan tapi tak sampai melumpuhkan ekonomi mereka.
Namun, Ukraina dan sejumlah pejabat Barat berulang kali menegaskan persyaratan Putin itu merupakan sebuah kekalahan sepenuhnya bagi Kiev.
Mereka juga mengatakan setiap gencatan senjata dan pembicaraan damai hanya kedok untuk membuat tentara Rusia kembali berkumpul dan melakukan serangan baru dan lebih kejam di masa depan.
Podolyak pun menyerukan agar sekutu Ukraina tak percaya begitu saja dengan apa yang disebutnya sebagai ilusi dari Putin.
Ia juga meminta tak menganggap tawaran Putin secara Rusia, dan menyebutnya sebagai serangan terhadap akal sehat.
“Tidak ada hal baru dalam hal ini, tidak ada usulan perdamaian nyata dan tak ada keinginan untuk mengakhiri perang,” ucap Podolyak dikutip dari CNN Internasional.
Baca Juga: 27 Influencer Media Sosial Ditangkap Atas Tuduhan Promosi Situs Judi Online di Malaysia
“Namun ada keinginan tidak membayar perang ini dan melanjutkannya dalam format baru. Itu semua hanya penipuan belaka,” katanya.
Zelenskyy sendiri menegaskan bahwa negaranya sudah tak percaya pada ultimatum Putin.
Ia menegaskan bahwa apa yang dikatakan Putin tak memiliki perbedaan dari tawaran sebelumnya.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.