DOHA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengklaim otoritas Israel menyepakati gencatan senjata yang diusulkan Gedung Putih. Namun, Blinken menuduh Hamas justru menunda-nunda kesepakatan dan menuntut amendemen yang tidak bisa dipenuhi.
Pemerintahan Benjamin Netanyahu sendiri berulangkali menyatakan menolak berunding dengan Hamas dan bertekad melanjutkan serangan di Jalur Gaza. Sebaliknya, Hamas menyambut baik proposal gencatan senjata yang didukung resolusi Dewan Keamanan PBB pada pekan ini.
"Hamas bisa menjawab dengan satu kata: ya. Alih-Alih, Hamas menunggu hampir dua pekan dan meminta berbagai perubahan," kata Blinken dalam konferensi pers di Doha, Qatar, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Hamas dan Otoritas Palestina Sambut Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza
Blinken tidak merinci detail amendemen yang diminta Hamas. Menteri Luar Negeri AS itu sebatas menyatakan para mediator akan tetap berupaya merampungkan kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Meskipun demikian, Blinken menyebut perbedaan antara Israel dan Hamas masih bisa dijembatani. Blinken mengingatkan, semakin lama gencatan senjata tertunda, semakin lama masyarakat Palestina akan menderita.
"Semakin lama ini berlangsung, semakin banyak orang menderita. Saatnya menghentikan tawar-menawa dan memulai gencatan senjata, sesederhana itu," kata Blinken dikutip Al Jazeera.
"Jika Hamas terus berkata tidak, saya pikir semakin jelas kepada semua orang di dunia bahwa ini salah mereka dan mereka memilih untuk melanjutkan perang yang mereka mulai."
Serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 lalu telah membunuh setidaknya 37.164 orang, lebih dari 15.000 di antaranya adalah anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lebih dari 84.832 orang terluka akibat serangan Israel.
Lebih dari 10.000 orang juga dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Komisi Penyelidikan PBB: Kejahatan Kemanusiaan Israel di Gaza, dari Penyiksaan hingga Pemusnahan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.