Kompas TV internasional kompas dunia

Usai Menunggu 18 Tahun, Calon Haji Palestina Gagal Berangkat karena Blokade Israel

Kompas.tv - 10 Juni 2024, 22:10 WIB
usai-menunggu-18-tahun-calon-haji-palestina-gagal-berangkat-karena-blokade-israel
Warga Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Jabaliya, bagian utara Jalur Gaza, Kamis, 30 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

GAZA, KOMPAS.TV - Pasangan calon haji Palestina dari Jalur Gaza, Mahmoud Jarghoun dan Fatima, gagal berhaji pada tahun 2024 kendati telah menunggu 18 tahun.

Pasutri berusia 67 dan 65 tahun itu gagal berhaji karena Israel menutup akses keluar-masuk Jalur Gaza.

Warga Palestina umumnya harus menunggu bertahun-tahun usai mendaftarkan diri untuk menjadi calon haji ke otoritas Palestina.

Namun, blokade total Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu dan penutupan perbatasan Gaza-Mesir di Rafah sejak Mei 2024, mengubur mimpi calon haji asal Gaza.

"Kami hidup di dalam penjara. Tanpa penyeberangan Rafah, tidak ada jalan masuk atau keluar," kata Mahmoud, seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (10/6/2024).

Baca Juga: Benny Gantz Mundur dari Kabinet Perang Israel, Sempatkan Serang Netanyahu atas Pertempuran di Gaza

Mahmoud mengaku ia dan istrinya telah menjual berbagai harta benda, termasuk perhiasan sebagai tabungan haji.

Pasangan itu sempat bahagia saat nama mereka diumumkan sebagai peserta haji tahun ini, tetapi impian tersebut kemudian sirna.

"Kami telah menjual apa pun agar kami bisa melaksanakan kewajiban ini (berhaji). Kami ada di penghujung usia. Sayangnya, perbatasan ditutup, menutup seluruh harapan kami untuk menunaikan kewajiban," kata Mahmoud.

Selain kekecewaan karena gagal berhaji, Mahmoud dan Fatima juga harus memikirkan perbaikan rumah mereka di Khan Yunis yang hancur akibat serangan Israel.

Mahmoud memperkirakan perbaikan rumah akan memakan biaya 20.000 dolar AS atau sekitar Rp326 juta.

"Sayangnya, kami kehilangan rumah kami, lalu ada penutupan perbatasan. Itu adalah dua hantaman dalam sekali pukul. Kami merasakan sakitnya perang, sakitnya kehancuran, sakitnya pengepungan, dan sakitnya tidak bisa berangkat menunaikan haji," katanya.

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan serangan Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 37.124 jiwa, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak.

Lebih dari 84.712 orang juga terluka akibat serangan Israel. Lebih dari 10.000 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.

Baca Juga: Tindakan Israel Tumbalkan 274 Orang, Termasuk 64 Anak Palestina untuk Bebaskan 4 Sandera Dikecam


 



Sumber : Kompas TV, Middle East Monitor



BERITA LAINNYA



Close Ads x