ANKARA, KOMPAS.TV - Kantor Media Pemerintah di Gaza membantah klaim tentara Israel yang mengatakan telah membunuh petempur Palestina dalam serangan udara di sebuah sekolah PBB yang menampung ribuan pengungsi di kamp Nuseirat, Jumat (7/6/2024).
Tentara Israel sebelumnya merilis daftar 17 nama yang diklaim sebagai anggota Hamas dan Jihad Islam yang berkumpul di sekolah PBB di Jalur Gaza tengah.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan daftar Israel tersebut mencantumkan nama-nama orang Palestina yang tewas sebelum serangan hari Kamis (6/6) di kamp pengungsi Nuseirat.
Nama-nama tersebut termasuk Majd Darweesh, yang tewas pada Rabu di kamp pengungsi Maghazi; Maher Fadel dan Motasem Shaqra, keduanya tewas hari Rabu di kamp pengungsi Bureij; serta Jamil al-Maqadma, seorang lansia yang meninggal tahun 2017.
Selain itu, daftar Israel juga mencantumkan tiga orang Palestina yang masih hidup, termasuk satu orang yang selama ini tinggal di luar negeri sudah bertahun-tahun.
Kantor Media Gaza juga menyebutkan bahwa 12 anak kecil tewas dalam serangan tersebut, serta ditemukan jenazah dua anak yang tercerai berai dan sudah tidak bisa dikenali.
Sedikitnya 40 pengungsi warga sipil Palestina tewas dalam serangan itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak, memicu kecaman internasional dan dari PBB, yang menuntut penyelidikan segera atas insiden tersebut.
Sebelumnya hari Jumat, militer Israel mengklaim delapan petempur tambahan tewas dalam serangan di sebuah sekolah PBB di Jalur Gaza tengah, sehingga jumlah total petempur yang diklaim tewas menjadi 17.
Tentara Israel merilis nama-nama petempur yang dikatakan tewas dalam serangan Kamis. Namun, hanya sembilan nama yang cocok dengan catatan korban tewas di kamar mayat rumah sakit.
Baca Juga: Israel Murka ke PBB karena Masuk Daftar Hitam Negara yang Melukai Anak-Anak di Zona Konflik
Salah satu nama yang disebut Israel sebagai petempur adalah seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, Shaheen Mahmoud Ibrahim Abu Sharif, menurut catatan rumah sakit.
Dua anak laki-laki dalam daftar kamar mayat, berusia 10 dan 14 tahun, punya nama yang menunjukkan mereka adalah anak dari seorang pria yang diidentifikasi Israel sebagai petempur yang tewas, meskipun namanya tidak tercantum dalam daftar korban tewas rumah sakit.
AP tidak dapat mengkonfirmasi secara independen apakah ada nama dalam daftar Israel yang merupakan petempur. Tentara Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai perbedaan ini pada Jumat malam.
Serangan di kamp pengungsi Nuseirat hari Kamis membunuh lebih dari 33 orang di dalam sekolah PBB, termasuk tiga perempuan dan sembilan anak-anak, menurut laporan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah.
Israel hari Kamis mengeklaim sekitar 30 petempur Hamas berada di dalam sekolah saat itu, berkilah tidak mengetahui adanya korban sipil.
Sekitar 6.000 orang berlindung di sekolah saat itu, menurut Philippe Lazzarini, kepala badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina. Lebih dari 36.700 orang Palestina telah tewas di Gaza sejak awal Oktober tahun lalu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang terbaru memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum kota itu diinvasi pada 6 Mei.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.