DUBAI, KOMPAS.TV - Kelompok Houthi di Yaman menahan setidaknya sembilan pegawai badan PBB dalam keadaan yang belum jelas, kata pihak berwenang, Jumat (7/6/2024).
Pejabat regional, yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena tidak berwenang memberikan keterangan kepada wartawan, mengonfirmasi penahanan staf PBB tersebut.
Mereka yang ditahan termasuk staf dari badan PBB yang mengurusi pengungsi (UNHRO), program pembangunan (UNDP), badan pangan (WFP), dan seorang yang bekerja untuk kantor utusan khusus PBB. Istri salah satu yang ditahan juga ikut ditahan. PBB menolak untuk segera berkomentar.
Mayyun Organization for Human Rights, yang juga mengidentifikasi staf PBB yang ditahan, menyebutkan kelompok bantuan lain yang karyawannya ditahan oleh Houthi di empat provinsi yang dikuasai Houthi — Amran, Hodeida, Saada, dan Sanaa. Kelompok-kelompok tersebut belum segera mengakui penahanan tersebut.
“Kami mengutuk dengan keras eskalasi berbahaya ini, yang merupakan pelanggaran terhadap hak istimewa dan kekebalan yang diberikan kepada pegawai PBB di bawah hukum internasional, dan kami menganggapnya sebagai praktik opresif, totaliter, dan pemerasan untuk mendapatkan keuntungan politik dan ekonomi,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Aktivis, pengacara, dan lainnya juga memulai surat terbuka online, menyerukan Houthi untuk segera membebaskan mereka yang ditahan. Karena jika tidak, hal itu “membantu mengisolasi negara itu dari dunia.”
Baca Juga: Senior Kabinet Perang Israel Akan Mundur karena Netanyahu Tidak Berikan Rencana Gaza Pasca Perang
Houthi dan media yang terkait belum segera mengakui penahanan tersebut. Namun, kelompok yang didukung Iran itu merencanakan demonstrasi massal mingguan setelah salat Jumat, saat para pejabat Houthi biasanya berbicara tentang tindakan mereka.
Houthi menghadapi tekanan finansial dan serangan udara dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Ada kemungkinan pekerja dari kelompok bantuan lainnya juga ditahan.
Penahanan ini terjadi saat Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman hampir satu dekade lalu dan telah berperang melawan koalisi yang dipimpin Saudi sejak saat itu, menargetkan pengiriman barang melalui koridor Laut Merah terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.