Kompas TV internasional kompas dunia

Roket Korea Utara yang Bawa Satelit Mata-mata Kedua Meledak di Udara

Kompas.tv - 28 Mei 2024, 06:45 WIB
roket-korea-utara-yang-bawa-satelit-mata-mata-kedua-meledak-di-udara
Sebuah roket yang diluncurkan oleh Korea Utara untuk mengirimkan satelit mata-mata kedua meledak tak lama setelah lepas landas hari Senin, 27/5/2024, (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

SEOUL, KOMPAS TV - Sebuah roket yang diluncurkan oleh Korea Utara untuk mengirimkan satelit mata-mata kedua meledak tak lama setelah lepas landas pada Senin (27/5/2024), menurut laporan media pemerintah Korea Utara. Kejadian ini merupakan kemunduran bagi harapan pemimpin Kim Jong Un untuk memantau AS dan Korea Selatan melalui satelit.

Peluncuran yang gagal ini terjadi beberapa jam setelah para pemimpin Korea Selatan, Cina, dan Jepang bertemu di Seoul dalam pertemuan trilateral pertama mereka dalam lebih dari empat tahun.

Sangat jarang Korea Utara melakukan tindakan provokatif ketika Cina, sekutu utama dan sumber ekonomi utamanya, sedang melakukan diplomasi tingkat tinggi di kawasan tersebut.

Peluncuran tersebut mendapat kecaman dari tetangga-tetangganya karena PBB melarang Korea Utara melakukan peluncuran semacam itu, menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan negaranya meluncurkan satelit mata-mata menggunakan roket baru dari pusat antariksa utama di barat laut negara itu. Namun, KCNA menyatakan roket tersebut meledak selama penerbangan tahap pertama segera setelah lepas landas karena diduga ada masalah pada mesin.

KCNA mengutip pernyataan wakil direktur Administrasi Teknologi Antariksa Nasional yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan ledakan terkait dengan keandalan operasi mesin baru yang menggunakan oksigen cair dan petroleum. Dia menambahkan penyebab lain akan diselidiki lebih lanjut.

Pemerintah Jepang sempat mengeluarkan peringatan rudal untuk prefektur selatan Okinawa, meminta penduduk untuk berlindung di dalam gedung. Peringatan tersebut kemudian dicabut karena wilayah tersebut dianggap tidak lagi dalam bahaya, kata Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.

Sebelumnya pada hari Senin, Korea Utara telah memberi tahu penjaga pantai Jepang tentang rencananya untuk meluncurkan "roket satelit," dengan peringatan untuk berhati-hati di perairan antara Semenanjung Korea dan Cina serta di timur pulau utama Filipina, Luzon, selama jendela peluncuran dari Senin hingga 3 Juni.

Baca Juga: Adik Kim Jong-un Marah dan Membantah Korea Utara Memasok Senjata ke Rusia

Satelit mata-mata Korea Selatan untuk mengawasi Korea Utara diluncurkan Markas Pasukan Luar Angkasa Vandenberg, 2 Desember lalu. (Sumber: Yonhap)

Korea Utara bersikeras mereka memiliki hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal.

Menteri Pertahanan Jepang, Minoru Kihara, menyebut peluncuran Korea Utara sebagai "tantangan serius bagi seluruh dunia." Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut peluncuran satelit oleh Korea Utara sebagai "provokasi yang sangat mengancam keamanan kita dan kawasan."

Dalam pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Cina Li Qiang sebelumnya pada hari Senin, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyerukan tindakan internasional yang tegas jika Korea Utara melanjutkan rencananya untuk meluncurkan satelit.

Kishida mendesak Korea Utara untuk membatalkan rencana peluncurannya, namun Li tidak menyebutkan rencana peluncuran tersebut dan hanya memberikan komentar umum tentang pentingnya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea melalui resolusi politik.

Kegagalan peluncuran satelit ini merupakan pukulan bagi rencana Kim untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata militer lagi pada tahun 2024 selain satelit pengintai militer pertama negaranya yang ditempatkan di orbit pada November lalu.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Jepang dan Korea Selatan Ketar-Ketir

Peluncuran bulan November tersebut menyusul dua upaya yang gagal.

Dalam upaya pertama, roket Korea Utara yang membawa satelit jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas. Setelah upaya kedua, Korea Utara mengatakan ada kesalahan dalam sistem peledakan darurat selama penerbangan tahap ketiga.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mendeteksi lintasan peluncuran yang diyakini sebagai satelit mata-mata yang ditembakkan dari pusat antariksa utama Korea Utara pada pukul 10:44 malam. Empat menit kemudian, banyak pecahan terdeteksi di perairan, katanya.


 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x