WASHINGTON, KOMPAS TV - Jutaan orang di Amerika Serikat mengaku mengisap ganja setiap hari atau hampir setiap hari. Data ini berasal dari analisis survei nasional, menunjukkan pengguna ganja harian kini lebih banyak dibandingkan dengan peminum alkohol harian.
Alkohol masih lebih banyak digunakan secara keseluruhan, tetapi pada tahun 2022, penggunaan ganja harian atau hampir harian melampaui penggunaan alkohol harian, kata Jonathan Caulkins, peneliti kebijakan ganja di Carnegie Mellon University, seperti laporan Associated Press, Kamis, 23/5/2024.
"Sebanyak 40% pengguna ganja saat ini menggunakannya setiap hari atau hampir setiap hari, pola yang lebih mirip dengan penggunaan tembakau daripada alkohol," kata Caulkins.
Penelitian ini didasarkan pada data dari National Survey on Drug Use and Health dan diterbitkan hari Rabu, 22/5/2024, di jurnal Addiction. Survei ini adalah sumber terpercaya untuk perkiraan penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan di Amerika Serikat.
Tahun 2022, diperkirakan 17,7 juta orang mengaku mengisap ganja saban hari atau hampir saban hari, dibanding 14,7 juta peminum alkohol harian atau hampir harian, menurut studi tersebut.
Dari tahun 1992 hingga 2022, tingkat penggunaan ganja harian atau hampir harian meningkat 15 kali lipat.
Baca Juga: Terbongkar, WNA Ukraina Bikin Pabrik Narkoba di Bali, Sulap Vila Jadi Laboratorium Ganja dan Ekstasi
Caulkins mengakui dalam studinya bahwa orang mungkin lebih bersedia melaporkan penggunaan ganja seiring dengan meningkatnya penerimaan publik terhadap penggunaan ganja, yang dapat meningkatkan angka tersebut.
Sebagian besar negara bagian sekarang mengizinkan ganja medis atau rekreasional, meskipun masih ilegal di tingkat federal.
Pada bulan November, pemilih di Florida akan memutuskan amandemen konstitusi yang mengizinkan ganja rekreasional, dan pemerintah federal sedang bergerak untuk mengklasifikasikan ganja sebagai obat yang kurang berbahaya.
Penelitian menunjukkan bahwa pengguna dengan frekuensi tinggi lebih mungkin menjadi kecanduan ganja, kata Dr. David A. Gorelick, profesor psikiatri di University of Maryland School of Medicine, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Jumlah pengguna harian menunjukkan bahwa lebih banyak orang berisiko mengembangkan penggunaan ganja yang bermasalah atau kecanduan, kata Gorelick.
"Penggunaan dengan frekuensi tinggi juga meningkatkan risiko munculnya psikosis terkait ganja," sebuah kondisi parah di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan, tambahnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.