JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana menilai kebijakan luar negeri Iran terhadap Israel dan Hamas akan tetap sama usai Presiden Ebrahim Raisi meninggal dunia.
Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran pada Minggu (19/5/2024) lalu. Raisi meninggal bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, empat anggota delegasi Presiden, serta tiga awak helikopter.
Baca Juga: Kedubes Iran Undang Pemerintah RI Beri Penghormatan Terakhir di Pemakaman Raisi
Hikmahanto menyebut, pemerintah Iran tetap akan mendukung Hamas dan memusuhi Israel kendati ditinggalkan Raisi.
"Yang pasti dengan wafatnya Presiden Raisi yang digantikan Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber, maka kebijakan terhadap Israel, AS maupun Hamas tidak akan berubah secara signifikan," kata Hikmahanto dikutip Antara, Selasa (21/5).
"Dan Iran akan selalu dicurigai AS," katanya menambahkan.
Hikmahanto pun menyebut semua pihak harus menunggu hasil penyelidikan kecelakaan helikopter terlebih dulu sebelum membuat kesimpulan. Pemerintah Iran sendiri telah membentuk komisi untuk menyelidiki kecelakaan helikopter yang mengangkut Raisi.
"Dalam proses penyelidikan ini, semua kemungkinan saya yakin akan diperhitungkan mulai dari defect (cacat) yang ada di helikopter, human error (kesalahan manusia), dan cuaca hingga bahkan kemungkinan adanya sabotase," katanya.
Prosesi pemakaman Raisi dan korban kecelakaan helikopter lain telah dimulai pada Selasa (21/5). Prosesi pemakaman akan berlanjut di Teheran pada Rabu (22/5) dan Raisi sedianya akan dimakamkan di kampung halamannya, Mashhad pada Kamis (23/5).
Baca Juga: Mantan Menlu Iran Sebut Kematian Ebrahim Raisi sebagai Tindak Kejahatan AS
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.