WASHINGTON, KOMPAS TV - Amerika Serikat selesai membangun dermaga apung yang disiapkan untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui laut. Namun, keberhasilan upaya ini baru bisa diketahui setelah pengiriman bantuan yang stabil mulai mencapai warga Palestina yang kelaparan.
Truk-truk yang akan keluar dari dermaga apung ini akan menemui pertempuran yang sengit, ancaman dari Hamas terhadap pasukan asing, dan ketidakpastian apakah militer Israel akan memberi akses kepada konvoi bantuan dan menjamin keamanan dari serangan oleh pasukan Israel.
Bahkan jika rute laut berfungsi sesuai harapan, pejabat AS, PBB, dan lembaga bantuan memperingatkan itu hanya akan menyediakan sebagian kecil dari bantuan yang dibutuhkan rakyat Gaza.
Baca Juga: Kapal AS Bergegas Bangun Dermaga Apung di Gaza Untuk Salurkan Bantuan, Ongkosnya Rp5 Triliun
Akankah Rute Laut Mengakhiri Krisis di Gaza?
Tidak, bahkan jika semuanya berjalan sempurna dengan rute laut ini, kata pejabat Amerika dan internasional.
Pejabat militer AS akan memulai dengan sekitar 90 truk bantuan per hari melalui rute laut, yang kemudian meningkat menjadi sekitar 150 truk per hari.
Samantha Power, kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dan pejabat bantuan lainnya secara konsisten mengatakan Gaza membutuhkan lebih dari 500 truk bantuan per hari untuk membantu populasi yang tidak punya cukup makanan atau air bersih selama tujuh bulan perang antara Israel dan Hamas.
Israel selalu menghalangi pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan lainnya melalui penyeberangan darat sejak serangan Hamas di Israel yang memulai konflik pada bulan Oktober. Pembatasan penyeberangan perbatasan dan pertempuran telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang semakin memburuk bagi warga sipil.
Para ahli internasional mengatakan semua 2,3 juta penduduk Gaza mengalami tingkat rawan pangan yang akut, dengan 1,1 juta di antaranya pada tingkat "bencana kelaparan." Samantha Power dan Direktur Program Pangan Dunia PBB Cindy McCain mengatakan Gaza utara berada dalam kondisi kelaparan.
Pada tahap itu, prioritas adalah menyelamatkan nyawa anak-anak dan orang lain yang paling terdampak, kata pejabat USAID.
Pada operasi skala penuh, pejabat internasional mengatakan, bantuan dari rute laut diharapkan bisa mencapai setengah juta orang. Itu hanya lebih dari seperlima dari populasi.
Baca Juga: PBB Kecam Penjarahan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza oleh Pemukim Israel, Ada Mie Instan Indonesia
Tantangan untuk Rute Laut Saat Ini
Rencana AS adalah agar PBB mengambil alih bantuan setelah dibawa masuk. Program Pangan Dunia PBB akan menyerahkannya kepada kelompok-kelompok bantuan untuk didistribusikan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.