GAZA, KOMPAS.TV - Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh menyatakan, tindakan Israel menyebabkan perundingan gencatan senjata kedua pihak buntu.
Sebelumnya, Hamas telah menyepakati proposal gencatan senjata yang diajukan Qatar dan Mesir, tetapi proposal itu ditolak Benjamin Netanyahu.
Haniyeh menyebut, pemerintah Israel pilih menyerang Rafah, daerah paling selatan Jalur Gaza yang dipadati pengungsi, daripada meneken gencatan senjata untuk pembebasan sandera.
Baca Juga: Kombatan Hamas Bermunculan di Daerah yang Ditinggalkan Israel, Analis: Mereka Tetap Efektif Tempur
"Kami belum lama ini mengumumkan persetujuan kami atas proposal yang dibawakan saudara-suadara kami di Mesir dan Qatar, yang mana juga diketahui pemerintah Amerika," kata Haniyeh dikutip Al Jazeera, Kamis (16/5/2024).
Namun, penjajah (Israel) menanggapi porposal ini dengan menduduki dan menguasai titik penyeberangan Rafah dan memulai agresi ke daerah Rafah.
Haniyeh pun menegaskan, Hamas tidak akan menyetujui kesepakatan pasca-perang di Gaza yang tidak melibatkan organisasi tersebut.
Pasukan Israel diketahui memulai operasi militer berskala terbatas di Rafah sejak pekan lalu.
Israel juga meningkatkan intensitas gempuran di kamp pengungsian Jabaliya karena Hamas berulangkali meluncurkan serangan balik di daerah tersebut.
Pada Kamis (16/5), pasukan darat Israel dilaporkan terlibat pertempuran sengit dengan milisi Palestina di Jabaliya.
Jet-jet tempur Israel pun dilaporkan menggempur berbagai titik di Jabaliya.
Salah satu serangan udara Israel mengenai rumah penduduk membunuh empat penghuninya dan menimbulkan banyak korban luka.
Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu telah membunuh setidaknya 35.173 orang, lebih dari setengahnya adalah anak-anak dan perempuan.
Serangan Israel juga menimbulkan lebih dari 79.061 korban luka.
Lebih dari 10.000 orang juga dinyatakan hilang akibat serangan Israel, kemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Salah Sasaran, 5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tank Militernya Sendiri di Gaza
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.