KIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina dilaporkan kewalahan menghadapi serangan Rusia di Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv dalam beberapa hari belakangan.
Ukraina pun menarik mundur sejumlah pasukannya di kawasan timur laut negara itu seiring serangan Rusia.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengumumkan pasukan telah ditarik dari daerah Lukyantsi dan Vovchansk pada Selasa (14/5/2024) demi "menyelamatkan nyawa personel kami dan menghindari kerugian."
Vovchansk hanya berjarak 5 km dari perbatasan Rusia dan 50 km dari pusat kota Kharkiv.
Kepala patroli kepolisian di kota tersebut, Oleksiy Kharkivskyi, melaporkan pasukan Rusia mulai mengambil posisi di kota itu.
Baca Juga: Putin Kunjungi China, Bakal Bahas Konflik Ukraina dan Kerja Sama Strategis dengan Xi Jinping
Pasukan Rusia dilaporkan berupaya meregangkan garnisun Ukraina di front yang merentang hingga 1.000 km, berharap Kiev akan kehabisan personel dan persenjataan sehingga pertahanannya runtuh.
Seiring situasi di Kharkiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membatalkan sejumlah kunjungan ke luar negeri. Meskipun demikian, Zelenskyy menyebut situasi di Kharkiv dalam kendali Ukraina.
"Terlalu dini untuk menyimpulkan, tetapi situasinya terkendali," kata Zelenskyy, Selasa (14/5/2024) malam waktu Kiev, dikutip Associated Press.
Dia dijadwalkan mengunjungi Spanyol dan Portugal pada pekan ini. Tidak ada alasan yang disertakan dalam pembatalan kunjungan ini.
Sementara lembaga Institute for the Study of War (ISW) melaporkan, serangan Rusia ke Kharkiv telah melambat.
Namun, pasukan Rusia dinilai telah mencatatkan progres signifikan di daerah tersebut.
ISW menyebut tujuan utama Rusia di Kharkiv adalah membuat "kawasan penyangga" untuk mencegah serangan Ukraina ke Belgorod, daerah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengumumkan bantuan militer senilai 2 miliar dolar AS untuk Ukraina. Hal ini disampaikan Blinken saat mengunjungi Kiev pada Rabu (15/5).
Blinken menyampaikan, bantuan militer ini bersifat jangka menengah dan jangka panjang. Dana bantuan militer AS sedianya akan digunakan untuk memesan pasokan persenjataan ke perusahaan-perusaan persenjataan di AS yang akan dikirimkan ke Ukraina.
"Ukraina harus beradaptasi dan menyesuaikan diri, dan mereka melakukannya dengan sangat baik," kata Blinken.
Baca Juga: Gaduh Perombakan Kementerian Pertahanan Rusia yang Terjadi saat Perang Ukraina di Titik Genting
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.