JAKARTA, KOMPAS.TV - Bulan Mei punya makna penting bagi bangsa Palestina. Pada tanggal 15 Mei, peristiwa pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari wilayah-wilayah yang kini menjadi Israel, pada 1948, diperingati.
Peristiwa itu diberi nama Nakba, kata dalam bahasa Arab yang berarti "bencana".
Namun, pada bulan ini, warga Palestina juga mengenang peristiwa memilukan yang menimpa jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, yang ditembak tentara Israel pada 11 Mei 2022.
Shireen yang lahir di Yerusalem pada 3 April 1971, adalah jurnalis Palestina-Amerika Serikat yang dikenal di seluruh dunia Arab karena liputannya soal Israel-Palestina selama 25 tahun.
Dia dibunuh saat melaporkan serangan pasukan Israel di kota Jenin, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967.
Pembunuhan Shireen bahkan membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan kutukan keras.
“Indonesia mengutuk keras pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shiren Abu Akleh di Tepi Barat, pada Rabu 11 Mei,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta pada Kamis, 12 Mei 2022.
Baca Juga: Israel Akhirnya Minta Maaf atas Pembunuhan Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh, Setahun Kemudian
Indonesia, kata Faizasyah, juga mendesak adanya investigasi untuk mengetahui penyebab kematian Shireen.
Selain itu, Indonesia mengingatkan kembali pentingnya mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di Tepi Barat.
Dia mengatakan Shireen sedang melaksanakan tugasnya sebagai jurnalis saat ditembak.
Tewasnya Shireen juga mengundang banyak kecaman dari berbagai belahan dunia.
Al Jazeera, jaringan media tempat Shireen bernaung, mengutuk keras Israel atas "pembunuhan terang-terangan" yang melanggar "hukum dan norma internasional".
Mereka bahkan menyebut apa yang dilakukan oleh Israel adalah "kejahatan keji".
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.