ANKARA, KOMPAS.TV - Dinas Pertahanan Sipil Palestina di Gaza memperkirakan lebih dari 10.000 orang masih belum ditemukan karena tertimbun puing-puing bangunan akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
"Penghitungan kami menunjukkan bahwa ada lebih dari 10.000 orang yang belum ditemukan di bawah reruntuhan ratusan rumah yang hancur sejak dimulainya agresi (Israel)," demikian pernyataan Dinas Pertahanan Sipil Palestina, Selasa (30/4/2024).
Pernyataan itu mencatat orang-orang yang hilang tersebut tidak termasuk dalam daftar jumlah kematian Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, "oleh karena itu, jumlah korban terbunuh melebihi 44.000."
Tim penyelamat mulai mengeluarkan tubuh-tubuh yang sudah membusuk sepenuhnya, dari bawah reruntuhan bangunan di bagian utara Gaza, tambahnya.
"Akumulasi terus-menerus ribuan tubuh di bawah reruntuhan telah mulai menyebabkan penyebaran penyakit dan wabah, terutama dengan dimulainya musim panas dan kenaikan suhu, yang mempercepat proses pelapukan."
Israel melancarkan serangan brutal terhadap Gaza, wilayah berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa yang didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober tahun lalu.
Menurut Tel Aviv, serangan Hamas menewaskan hampir 1.200 orang.
Baca Juga: Inilah Pengadilan Pidana Internasional (ICC) yang Bikin Pemerintah Israel Ketar-ketir Khawatir
Sedangkan lebih dari 34.500 warga Palestina sejak itu tewas, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 77.700 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan bahan makanan pokok.
Lebih dari enam bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduknya mengungsi secara internal di tengah blokade yang mematikan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Tel Aviv Cemas, Pengadilan Pidana Internasional Segera Terbitkan Surat Penangkapan Pemimpin Israel
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ). Putusan sementara pada bulan Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.
Pada Selasa, media Israel mengutip sumber militer yang mengatakan pasukan Israel siap menyerbu Rafah di bagian selatan Jalur Gaza dalam waktu 72 jam jika tidak ada kesepakatan tentang gencatan senjata yang tercapai.
Mesir menjadi tuan rumah negosiasi yang luas dengan delegasi dari Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Situs berita Israel, Ynet, melaporkan, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Herzi Halevi menyetujui rencana akhir untuk serangan militer di Rafah bersama rencana untuk memindahkan secara paksa warga sipil ke wilayah tengah Jalur Gaza.
Sumber : Anadolu/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.