TEL AVIV, KOMPAS.TV - Ribuan warga Israel, termasuk keluarga sandera yang ditahan di Gaza, berunjuk rasa di Tel Aviv hari Senin (29/4/2024), menuntut pemerintah Israel mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok Hamas.
Polisi dikerahkan dalam jumlah banyak di area tersebut, memicu bentrokan antara para pengunjuk rasa dan petugas penegak hukum, seperti dilaporkan oleh Harian Haaretz.
Einav Zangauker, yang putranya Matan ditahan di Gaza, berbicara di acara tersebut.
"Netanyahu, kau pilih. Antara Ben Gvir dan Smotrich atau putraku. Sangat sederhana; pemerintahan sayap kanan ekstrem atau sandera di rumah. Sekarang kau memutuskan, perdana menteri. Kami ingin melihatmu membuat keputusan berani," ujarnya.
Zangauker mengacu pada Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang menentang mencapai kesepakatan pertukaran sandera yang menghentikan perang Israel di Gaza.
Oposisi Israel serta keluarga sandera menuduh Netanyahu menghambat mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas demi kelangsungan politiknya sendiri.
Mesir hari Senin mengonfirmasi ada proposal baru untuk gencatan senjata di Gaza yang terkepung, "Ada proposal di meja untuk mencapai gencatan senjata di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Arab Saudi.
Baca Juga: 100.000 Orang Berdemonstrasi Tekan Pemerintahan Israel, Desak Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas sedang berlangsung di Kairo dan Doha (Qatar) dengan tujuan mencapai kesepakatan yang mencakup pertukaran sandera, di mana sandera Israel akan dibebaskan sebagai imbalan pembebasan warga Palestina dari penjara Israel.
Tel Aviv percaya bahwa lebih dari 130 warga Israel ditahan di Gaza, sementara Israel menahan sekitar 9.100 warga Palestina di penjara-penjaranya.
Israel melakukan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober yang diklaim menewaskan hampir 1.200 orang.
Sementara hampir 34.500 warga Palestina tewas dan lebih dari 77.600 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok akibat serangan Israel.
Perang Israel telah mendorong 85% populasi Gaza menjadi pengungsi internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60% infrastruktur enklaf tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada Januari mengeluarkan putusan sementara yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.