MELBOURNE, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape hari Senin, 22/4/2024, menuduh presiden Amerika Serikat Joe Biden merendahkan negara kepulauan Pasifik Selatan tersebut dengan menyiratkan bahwa seorang paman Presiden AS tersebut dimakan oleh "kanibal" di sana selama Perang Dunia II.
Komentar Biden menyinggung sekutu strategis utama saat China berupaya meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
Presiden usia sangat lanjut itu bicara di monumen perang Pennsylvania minggu lalu soal penerbang Korps Udara Angkatan Daratnya, Letnan Dua Ambrose J. Finnegan Jr., yang katanya ditembak jatuh di atas Papua Nugini, yang merupakan teater pertempuran sengit melawan Jepang.
"Mereka tidak pernah menemukan jasadnya karena dulu ada, memang banyak kanibal di bagian Papua Nugini itu," kata Biden, merujuk pada pulau utama negara tersebut.
Marape mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa Biden "terlihat menyiratkan pamannya dimakan oleh kanibal."
"Pernyataan Presiden Biden mungkin adalah keseleo lidah; bagaimanapun, negara saya tidak pantas untuk dilabeli seperti itu," kata Marape dalam pernyataan yang diberikan oleh kantornya kepada The Associated Press hari Senin, 22/4/2024.
"Perang Dunia II bukanlah perbuatan dari bangsaku; namun, mereka tidak perlu terlibat dalam konflik yang bukan merupakan urusan mereka," kata Marape.
Perpecahan ini terjadi ketika Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, memulai kunjungan pada hari Senin ke Papua Nugini, tetangga terdekat Australia. Albanese dan Marape akan memperingati ikatan pertahanan yang kuat antara kedua negara dengan berjalan di sebagian medan pertempuran penting yang dikenal sebagai Jalur Kokoda nanti dalam pekan ini.
“Saya sangat yakin PNG tidak memiliki mitra yang lebih kuat daripada Australia dan ikatan pertahanan dan keamanan kita belum pernah sekuat ini,” kata Albanese kepada wartawan sebelum berangkat dari Australia.
Baca Juga: Baku Tembak Terjadi di Papua Nugini, Tewaskan 26 Anggota Suku dan Banyak Warga Sipil
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan Jumat lalu bahwa Biden berbicara tentang keberanian pamannya dan banyak anggota dinas AS lainnya yang mengorbankan nyawa mereka.
"Ia menganggap ini sangat serius. Paman yang melayani dan melindungi negara ini, kehilangan nyawanya dalam pelayanan. Dan itu seharusnya penting," katanya.
Catatan militer tidak mendukung klaim Biden bahwa pesawat Finnegan ditembak jatuh. Finnegan adalah penumpang pesawat angkut Douglas A-20 Havoc yang jatuh ke laut setelah kedua mesinnya gagal pada tanggal 14 Mei 1944, menurut laporan Pentagon.
Seorang anggota kru selamat tetapi tidak ada jejak yang ditemukan dari pesawat atau tiga orang lainnya di dalamnya, termasuk Finnegan.
Pernyataan Marape dirilis pada hari yang sama ketika ia bertemu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, di Port Moresby untuk membahas membangun hubungan yang lebih erat.
Marape juga menyerukan kepada AS untuk menemukan jenazah perangnya di hutan-hutan Papua Nugini dan membersihkan puing-puing perang.
"Sisa-sisa Perang Dunia II tersebar di seluruh PNG, termasuk pesawat yang membawa pamannya Presiden Biden," kata Marape.
"Mungkin, mengingat komentar Presiden Biden dan reaksi keras dari PNG serta bagian lain dunia, saatnya bagi AS untuk menemukan sebanyak mungkin sisa-sisa Perang Dunia II di PNG, termasuk mereka yang kehilangan nyawa seperti Ambrose Finnegan," katanya.
"Teater perang di PNG dan Kepulauan Solomon banyak, dan dipenuhi dengan sisa-sisa Perang Dunia II termasuk sisa-sisa manusia, reruntuhan pesawat, reruntuhan kapal, terowongan, dan bom. Orang-orang kami setiap hari hidup dengan ketakutan akan dibunuh oleh bom Perang Dunia II yang meledak," kata Marape.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.