QUETTA, KOMPAS.TV - Polisi Pakistan melakukan pengejaran terhadap para penyerang yang membunuh sembilan orang setelah menyandera mereka dari sebuah bus di sebuah jalan raya di Baluchistan, Sabtu (13/4/2024). Penyerang yang sama sebelumnya membunuh dua orang dan melukai enam orang dalam sebuah mobil yang mereka paksa berhenti.
Penculikan terjadi pada Jumat di Provinsi Baluchistan, yang telah lama menjadi tempat pemberontakan oleh kelompok separatis yang berjuang untuk kemerdekaan.
Wakil Komisaris Polisi Habibullah Mosakhail hari Sabtu mengatakan para penyerang memasang blokade jalan, kemudian menghentikan bus dan memeriksa kartu identitas penumpang. Mereka membawa sembilan orang bersama mereka, semua berasal dari Provinsi Punjab di timur, dan melarikan diri ke pegunungan, katanya.
Polisi kemudian menemukan sembilan mayat di bawah jembatan sekitar 5 kilometer dari jalan raya. Sebelumnya pada hari Jumat, para penyerang yang sama menembaki kendaraan yang menolak berhenti pada blokade mereka, menewaskan dua orang dan melukai enam lainnya.
Pencarian terhadap para pelaku sedang dilakukan, ujar Mosakhail. Bus tersebut sedang bergerak dari ibu kota Provinsi Quetta ke Taftan, sebuah kota yang berbatasan dengan Iran.
Saksi mata Sajjad Ahmed mengatakan ada 70 orang di dalam bus. Pria bertopeng menghentikan bus di dekat kota Nushki, membawa sembilan orang pergi, dan mengatakan kepada sopir untuk melanjutkan perjalanan, katanya kepada wartawan.
"Kami mendengar para pria bersenjata menembaki orang-orang itu saat kami pergi," kata Ahmed. "Kami mendengar suara tembakan. Sopir membawa bus ke kantor polisi terdekat. Kami tidak tahu apakah orang-orang itu masih hidup atau tidak."
Saksi lain, Mohammad Tahir, mengatakan para penyerang yang naik ke bus telah menargetkan orang-orang dari Punjab, "Mereka berkata, 'Bangunlah dari kursi Anda siapa pun yang berasal dari Punjab,'" kata Tahir. Mereka bertanya kepada penumpang yang berdiri apakah mereka berasal dari provinsi tersebut dan kemudian mengumpat kepada mereka. "'Kalian membunuh anak-anak kami," kata Tahir, mengutip kata-kata penyerang. "'Kalian melakukan hal-hal buruk kepada kami.'"
Laporan polisi awal mengatakan 19 penumpang sedang melakukan perjalanan ke Iran dalam perjalanan mereka ke negara-negara barat sebagai migran.
Baca Juga: Provinsi di Afghanistan Berlakukan Larangan Memotret dan Merekam Video Mahluk Hidup bagi Pejabatnya
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.