WASHINGTON, KOMPAS.TV – Pejabat Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa China membantu Rusia tingkatkan industri militer dalam skala besar.
Ia bahkan menyebut ini ekspansi paling ambisius Rusia dalam menufaktur militer sejak era Uni Soviet.
Peningkatan ini dilakukan Rusia di tengah perang melawan Ukraina, yang disinyalir bakal membantu ekspansi pasukan Vladimir Putin itu di negara tetangganya.
Baca Juga: Biden Akhirnya Ancam Iran: AS Akan Mengabdikan Diri untuk Bela Israel
Menurut pejabat tersebut, dukungan yang diberikan China mencakup sejumlah besar peralatan mesin, mesin drone, dan turbojet serta teknologi untuk rudal jelajah, mikroelektronik, dan nitroselulosa, yang digunakan Rusia untuk membuat propelan senjata.
Pejabat itu mengatakan China dan Rusia juga telah bekerja sama untuk memproduksi drone di Rusia.
Dukungan dari China mempunyai dampak yang signifikan terhadap kemampuan Rusia melanjutkan serangannya terhadap Ukraina.
Sementara itu, militer Ukraina dilanda kekurangan peralatan dan senjata.
Tantangan bagi Ukraina diperburuk oleh Partai Republik di Kongres AS, yang terus menghalangi pemungutan suara mengenai paket bantuan militer AS yang baru ke Kiev.
“Salah satu langkah paling mengubah keadaan yang tersedia bagi kami saat ini untuk mendukung Ukraina adalah membujuk China untuk berhenti membantu Rusia membangun kembali basis industri militernya,” kata seorang pejabat senior pemerintahan AS dikutip dari CNN, Jumat (13/4/2024).
Ia juga menambahkan bahwa bahan-bahan yang diberikan China, telah mengisi kesenjangan kritis dalam siklus produksi pertahanan Rusia,” ujarnya.
Pada pekan ini, Komandan Komando Eropa-AS, Jenderal Chris Cavoli, mengatakan bahwa Rusia telah cukup berhasil dalam membangun kembali militernya sejak invasi Rusia ke Ukraina, lebih dari dua tahun lalu.
Ia juga menambahkan kapasitasnya sebagian besar telah tumbuh kembali sebelum krisis invasi.
Para pejabat AS kini memperjelas bahwa China bertanggung jawab atas peningkatan pesat tersebut.
Menurut pejabat AS lainnya, sebagai bukti semakin dalamnya kemitraan China dan Rusia, pada 2023, 90 persen impor mikro-elektronik Rusia berasal dari China.
Baca Juga: Kapal Rudal AS Sandar di Perairan Israel, Tel Aviv Sesumbar Siap Hadapi Semua Skenario Serangan Iran
Alat itu digunakan Rusia untuk memproduksi rudal, tank dan pesawat terbang.
Selain itu, produksi peluncur artileri Rusia yang meningkat pesat sebagian besar disebabkan nitroselulosa yang berasal dari China.
Hal ini terjadi ketika Rusia tampaknya akan memproduksi amunisi artileri hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan AS dan Eropa.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.