WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) minta tolong China untuk merayu Iran agar tak menyerang Israel.
AS memang telah meminta sejumlah negara untuk meyakinkan Iran agar tak melakukan serangan balasan ke Israel, setelah serangan ke konsulat Iran di Suriah.
Selain dengan China, AS juga meminta pertolongan Turki dan Arab Saudi untuk meyakinkan Iran agar tak melakukan serangan.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Terjepit, Singapura Tindak Kiriman Senjata yang Lewati Wilayahnya
Pada pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berbicara kepada rekan-rekannya, termasuk Menlu China Wang Yi, terkait kekhawatiran Washington atas serangan Iran.
“Kami juga bertemu dengan sekutu Eropa serta rekan-rekan selama beberapa hari terakhir dan agar mengirim pesan ke Iran, bahwa eskalasi bukan keinginan demi kepentingan Iran, wilayah dan juga dunia,” ucap Juru Bicara Kemlu AS Matt Miller dilansir dari Financial Times, Kamis (11/4/2024).
Negara Arab dan Barat juga telah mencoba meyakinkan Iran untuk menahan diri, karena mereka khawatir Teheran bersiap melakukan serangan langsung ke Israel, ketimbang menggunakan proksinya di wilayah itu.
Menurut sumber yang terkait dengan pembicaraan itu, Washington telah menginformasikan sekutu bahwa serangan Iran bisa segera terjadi.
Diplomat lainnya yang mengetahui peringatan tersebut, menambahkan bahwa AS mengatakan serangan langsung Iran ke Israel sangat mungkin terjadi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Israel akan membalas semua serangan kepada kepentingannya.
Ia mengatakan pasukannya telah bersiap untuk ancaman eksternal terhadap negara Zionis itu.
Baca Juga: Konsulat Iran Diserang Israel, AS Ingatkan Teheran Tak Tambah Eskalasi di Timur Tengah
Iran menegaskan Israel yang melakukan serangan ke konsulatnya di Suriah, Damaskus, Senin (1/4/2024).
Akibat serangan tersebut, tujuh anggota Garda Revolusi Iran tewas terbunuh, termasuk dua jenderal.
Pembalasan pun diserukan oleh Iran, yang membuat kekhawatiran eskalasi ketegangan di Timur Tengah.
Sumber : Financial Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.