KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menegaskan dukungannya kepada Israel Defense Forces (IDF) jika kemungkinan perang besar antara Iran dan Israel benar-benar terjadi.
AS sendiri khawatir skenario ini bakal terwujud usai pembunuhan dua jenderal Iran dalam serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
“Ya, kami sangat prihatin (tentang skenario ini). Faktanya, salah satu hal yang dibicarakan oleh Perdana Menteri dan Presiden hari ini adalah ancaman publik yang sangat nyata dari Iran terhadap Negara Israel,” kata John Kirby, Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional AS, Jumat (5/4/2024), dikutip dari TASS.
Meski begitu, AS mengatakan siap memberi dukungan militer untuk Israel, tidak hanya untuk melawan gerakan Palestina, Hamas di Jalur Gaza, tapi juga dari pihak lain seperti dari Iran.
“Saya pikir penting untuk diingat bahwa bantuan keamanan yang kami berikan kepada Israel tidak hanya untuk Gaza. (…) Amerika Serikat akan mendukung Anda, kami akan terus membantu Anda mempertahankan diri dari berbagai ancaman ini,” kata Kirby.
Sebelumnya, media Israel, i24News Israel, melaporkan Israel bersiap menghadapi kemungkinan balasan dari Iran, menyusul serangan mematikan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Pada Senin (1/4/2024), kantor berita Suriah SANA melaporkan Angkatan Udara Israel telah menyerang sebuah bangunan konsulat Iran di Damaskus.
Dalam serangan tersebut, 13 orang tewas. Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menyebut serangan itu menewaskan tujuh penasihat militernya, termasuk Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji-Rahimi, serta warga sipil lainnya.
Baca Juga: Biden Ancam Netanyahu, Israel Harus Cegah Kematian Warga Sipil di Gaza jika Ingin Terus Didukung AS
Setelah insiden tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membuat Israel menyesali serangannya.
“Dengan pertolongan Tuhan kami akan membuat Zionis bertobat atas kejahatan agresi mereka terhadap konsulat Iran di Damaskus,” tulis Ayatollah Ali Khamenei, Rabu (3/4/2024).
Sementara itu, Presiden Iran, Ebrahim Raisi, juga bersumpah bahwa Iran akan membalas serangan itu.
Ancaman lain datang dari Ismail Kothari, anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di Parlemen Iran serta mantan anggota Garda Revolusi. Dia menyatakan bahwa Iran memiliki hak untuk menyerang Israel di tempat yang sesuai.
"Ada banyak elemen dalam Front Perlawanan yang akan merespons. Dan jika perlu… kami akan merespons sendiri,” katanya, Rabu (3/4/2024), dikutip dari ILNA.
Di sisi lain, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, beralasan bahwa tentara Israel telah menyerang sasaran militer milik IRGC, bukan konsulat Iran. Menurutnya, fasilitas tersebut disamarkan sebagai bangunan sipil.
Militer Israel sendiri mulai siaga menyusul ancaman serangan dari Iran dengan meningkatkan kewaspadaan di seluruh kedutaan besarnya di berbagai negara.
Selain itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melarang tentaranya libur dan memulai mengalihkan GPS di berbagai wilayah Israel untuk mengantisipasi kemungkinan pelacakan oleh Iran.
Baca Juga: Israel Siaga Hadapi Serangan Balasan Iran, Ada Potensi Pertempuran Darat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.